Kementerian Pertanian (Kementan) meraih penghargaan Digital Inovation Award (DIA) 2022 untuk kategori digital inovation for public service. Penghargaan ini diberikan atas terobosan Kementan membangun dan mengembangkan Agriculture War Room (AWR).
Sejak diluncurkan di tahun 2020, AWR dinilai mampu tampil sebagai salah satu inovasi digital terintegrasi yang telah banyak berperan dalam proses penyusunan kebijakan pangan dan sederet kinerja pertanian hingga saat ini.
Baca Juga: Stabilkan Harga Gabah, Kementan Terapkan Sistem Resi Gudang
"Penilaian dilakukan oleh Redaksi MNC Portal Indonesia dan Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) MNC Portal Indonesia melalui riset dari data sekunder, program ini diharapkan menjadi sarana sosialisasi inovasi digital yang memiliki daya guna optimal bagi masyarakat," ungkap Yadi Hendriana, Direktur Pemberitaan MNC Portal Indonesia saat hadir pada acara Digital Inovation Award (DIA) 2022 dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (1/4/2022).
Lebih lanjut Yadi menjelaskan, AWR dianggap memenuhi kriteria untuk meraih penghargaan pada kategori Digital Innovation for Public Services. Dirinya menyebut AWR memiliki beragam keunggulan bagi perkembangan dunia digital serta pembangunan pertanian di tanah air.
Baca Juga: Dongkrak Hasil Panen Padi di Bandung, Kementan dorong Penggunaan Pupuk Organik
"Seluruh kegiatan pertanian dapat dipantau dan dikendalikan langsung dari Kementan, dengan AWR informasi di pusat dapat secara langsung disampaikan kepada para petani dan penyuluh di seluruh Indonesia, dengan begitu petani dapat mengetahui potensi lahan pertanian, termasuk tingkat produktivitas lahan maupun kendala dan tantangan sehingga dapat diantisipasi sejak dini," ungkapnya.
Yadi mengatakan AWR telah dibuat dengan sistem yang sifatnya multifungsi. Dalam artian, AWR memungkinkan para pengambil kebijakan khususnya di Kementan untuk dapat melakukan monitoring perihal situasi dan kondisi dari pertanian di tingkat kecamatan dan wilayah desa.
"AWR juga berfungsi menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dan efektif serta efisien karena menerapkan akurasi dan akuntabilitas data aktual pertanian, baik pangan maupun non pangan," kata Yadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas