Hadiri Syiar Islam dan Tarhib Ramadan MUI, Wapres Tekankan Tiga Nilai Puasa
Umat Islam di seluruh dunia saat ini tengah menyambut datangnya bulan suci Ramadan yang di dalamnya diperintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa sebagai sarana peningkatan ketakwaan untuk meraih ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala (SWT). Dengan berpuasa, manusia tidak hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, tapi juga dilatih untuk dapat mengendalikan diri, jujur, dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi.
"Orang yang melaksanakan puasa dengan pemenuhan ketiga nilai atau prinsip tersebut, yakni pengendalian diri, kejujuran, dan solidaritas sosial, ia akan menjadi bersih tanpa dosa," ucap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Maruf Amin saat menghadiri secara virtual Syiar Islam dan Tarhib Ramadan 1443 H, dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, kemarin.
Baca Juga: Malika desak Wapres Cabut Pernyataan Wajib Booster Haram
Dalam hal ini, Wapres menguraikan tiga nilai berpuasa, pertama, hakikat puasa tidak hanya ditujukan sebagai pengendalian diri secara lahiriah, tetapi juga meliputi pengekangan ego dari semua nafsu, sikap dan tindakan tercela, atau kemaksiatan.
"Naluri manusia memang memiliki keinginan-keinginan (nafsu), baik nafsu biologis, materi, maupun kekuasaan," ungkapnya.
Kedua, sambung Wapres, puasa membentuk nilai kejujuran karena tidak ada yang mengetahui kebenaran seseorang berpuasa atau tidak, kecuali dirinya sendiri dan Allah SWT.
"Dalam ibadah puasa ini, terkandung pula nilai kejujuran yang tinggi karena bisa saja seseorang berpura-pura puasa di hadapan umum, tetapi sebenarnya ia tidak berpuasa," sambung Wapres.
Baca Juga: Menkumham Lontarkan Wacana IDI Tak Urus Izin Dokter, Abu Janda Ikut-Ikutan, MUI Sampai Dibawa-Bawa
Nilai ketiga, Wapres menambahkan, solidaritas sosial dibangun dengan memperbanyak sedekah selama Ramadan dan menunaikan zakat fitrah pada Idulfitri. Dalam hal ini, umat Islam perlu didorong agar tidak berperilaku konsumtif selama Ramadan, tetapi berempati dengan sedekah.
"Bulan Ramadan ini kita jangan menjadi konsumtif. Bukan karena kita memang pedit [pelit] atau dia kurang mau mengeluarkan hartanya, tapi justru kita mengurangi konsumsi, tapi memperbanyak sedekahnya," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: