Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyarakat Mohon Sabar Soal Kenaikan Harga BBM, Opung Luhut Kasih Alasan: Jebol Nanti...

Masyarakat Mohon Sabar Soal Kenaikan Harga BBM, Opung Luhut Kasih Alasan: Jebol Nanti... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan mengenai kenaikan harga BBM Pertamax.

dilansir dari Suara.com, Luhut mengatakan bahwa kenaikan harga tersebut tak bisa dihindari.

Seperti diketahui, per hari ini (1/4/2022), harga BBM Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter. Luhut mengaku khawatir apabila harga BBM Pertamax tidak dinaikan.

Menurutnya, hal tersebut bisa membuat Pertamina berada dalam keadaan bahaya.

"Kalau ditahan terus itu akan jebol nanti Pertamina. Jadi terpaksa kita harus lepas," kata Luhut, dilansir dari Suara.com, Jumat (1/4/2022).

Luhut menyebut bahwa Indonesia termasuk terlambat dalam menaikan harga BBM.

Menurutnya, hampir semua negara sudah menaikkan harga BBM jenis RON 92.

Baca Juga: Masyarakat Mohon Sabar dan Siap-siap! Nasib Pertalite Diprediksi Akan Sama dengan Premium

"Kelangkaan dari pada crude oil karena perang, Ukraina dengan Rusia. Kemudian kelangkaan sekarang juga sunflower karena tidak bisa impor atau ekspor dari Ukraina. Dan juga sanksi (ke Rusia) itu membuat masalah dunia," jelas Luhut.

Luhut menuturkan bahwa Indonesia masih beruntung bisa mengelola ekonomi dengan baik.

Sehingga menurutnya, dampaknya tidak terlalu besar, walaupun harus ada kenaikan harga.

"Tidak ada punya pilihan karena kalau tidak harga asumsi minyak cruel oil itu US$ 63 di APBN. Sekarang ini sudah 98 atau US$100. Kan angkanya sudah luar biasa," imbuhnya.

Sebelumnya, harga Pertamax naik dari Rp 9000 menjadi Rp 12.500 per liter. Harga tersebut berlaku mulai 1 April 2022.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: