Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekor Disulap Jadi Untung! Matahari vs Ramayana, Siapa Paling Cuan Kotos-kotos?

Tekor Disulap Jadi Untung! Matahari vs Ramayana, Siapa Paling Cuan Kotos-kotos? Kredit Foto: Istimewa

Pendapatan

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) selaku pengelola pusat belanja Matahari mencatatkan kenaikan pendapatan bersih hingga 15,49% (yoy). Pendapatan Matahari tumbuh dari Rp4,84 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp5,59 triliun pada Desember 2021. 

Penjualan eceran menyumbang pendapatan tertinggi, di mana nilainya naik dari Rp3,09 triliun pada 2020 menjadi Rp3,41 triliun pada 2021. Penjualan konsinyasi bersih tumbuh dari sebelumnya Rp1,69 triliun menjadi Rp2,17 triliun. Namun, pendapatan jasa dari perusahaan ritel afiliasi Lippo Group ini mengalami koreksi tajam dari angka Rp50,29 miliar menjadi hanya Rp11,32 miliar.

Seperti halnya Matahari, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) juga mampu meraih kenaikan pendapatan. Hanya saja, persentase kenaikan pendapatan bersih Ramayana tidak lebih dari 2,37% (yoy) dari Rp2,53 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp2,59 triliun pada akhir 2021. 

Pendapatan Ramayana dari penjualan barang beli putus yang diraih perusahaan stabil di angka Rp2,06 triliun per Desember 2021. Meski begitu, Ramayana mencatat ada kenaikan pada komisi penjualan konsinyasi dari sebelumnya Rp466,27 miliar menjadi Rp529,38 miliar.

Kerugian Berubah Jadi Keuntungan

Matahari dan Ramayana sama-sama mampu mengubah kondisi rugi menjadi untung di tengah kenaikan pendapatan pada tahun 2021. Tahun 2020 lalu, Matahari merugi sebesar Rp873,18 miliar, sedangkan tahun 2021 berubah menjadi untung sebesar Rp912,85 miliar. 

Sementara itu, Ramayana berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp170,58 miliar per Desember 2021. Nilai tersebut berbalik dari rugi Rp138,87 miliar per Desember 2020 lalu. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: