Pertanyakan Metode Cuci Otak terawan dan Singgung Dukun, IDI: Dokter Harus Berbasis pada Ilmiah
Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Ini jugalah yang menurut Beni, menjadikan dokter sebagai profesi yang luhur dan mulia, karena tidak asal dan penuh perhitungan saat melakukan tindakan atau pengobatan medis.
"Hal inilah yang harus ditata dan dipahami oleh masyarakat, kami ini bukan paranormal atau dukun yang mengatakan hal-hal di luar science based," jelas Beni.
Baca Juga: Kuliti Metode Cuci Otak Terawan, IDI Buka-bukaan 5 Fakta Mengejutkan, Gak Disangka Ternyata...
Adapun terkait terapi cuci otak atau DSA yang selama ini jadi andalan Terawan dalam mengatasi masalah stroke iskemik, dikatakan Beni bukanlah ranah IDI, tapi ranah akademis atau para dokter di akademisi atau universitas yang melakukan pengujian.
"Ranah organisasi profesi hanya mengumpulkan, dan meminta klarifikasi pembuktian bahwa tindakan itu ada jurnal yang terbukti ilmiah," tutur dokter yang jadi Jubir Muktamar IDI ke-31 itu.
Namun hingga kini, Beni mengakui pihaknya belum mendapatkan dokumen pembuktian terapi DSA atau cuci otak, yang dilakukan di ranah akademis atau universitas tempat ia melakukan penelitian.
Baca Juga: Angkat Bicara Soal Tuduhan IDI yang Sebut Dosen Pembimbing Terawan Dapat Tekanan, Unhas Minta Bukti
"Kita hanya minta dokumen itu, dan kita sudah pernah minta dokumennya, kita pernah layangkan surat resmi, kita sudah adakan forum, tetapi yang bersangkutan tidak memanfaatkan itu dan tidak menggubris," tutup Beni.
Sekadar informasi, hasil Muktamar IDI ke-31 menetapkan Terawan diberhentikan sebagai anggota IDI, dan IDI diminta mengeksekusi putusan tersebut dalam 28 hari setelah putusan Muktamar dikeluarkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: