Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penelitian Terbaru Kaspersky: Persentase Kesadaran Keamanan Pembayaran Digital Tunjukan Angka Tinggi

Penelitian Terbaru Kaspersky: Persentase Kesadaran Keamanan Pembayaran Digital Tunjukan Angka Tinggi Kredit Foto: Kaspersky

Peretasan akun akibat pelanggaran data (47%), penipuan aplikasi palsu (45%), ransomware (45%), serta penawaran palsu (43%) juga terdaftar sebagai lima ancaman teratas yang mengakibatkan kerugian finansial di Asia Tenggara.

Pada saat yang sama, dampak ancaman siber terhadap pembayaran digital tidak hanya membebani konsumen secara finansial, tetapi juga memengaruhi mereka dari perspektif psikologis. Setelah mengalami insiden siber, lebih dari dua dari tiga responden dari wilayah tersebut (67%) mengatakan bahwa mereka menjadi lebih waspada. Lebih dari seperempat (32%) juga mencemaskan apakah mereka bisa mendapatkan kembali uang yang hilang.

Baca Juga: Mantap! Laporan Glassnode: Arus Masuk ke ETF Bitcoin Kanada Capai Titik Tertinggi Sepanjang Masa!

Konsumen juga khawatir tentang kepercayaan mereka. Sekitar 36% mengindikasikan mereka masih percaya bahwa bank dan penyedia e-wallet dapat menyelesaikan isu yang ada, tetapi 18% mengatakan mereka kurang percaya pada penyedia pembayaran digital. Meskipun demikian, sejumlah konsekuensi terus berlanjut.

Lebih dari seperempat (30%) responden menyalahkan diri sendiri atas kesalahan tersebut, sementara sebagian kecil (12%) mengakui bahwa mereka terlibat dalam kesalahpahaman dengan pasangan, anggota keluarga dan teman karena hal itu.

Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, Sandra Lee mengatakan adopsi metode pembayaran digital bisa menjadi pedang bermata dua, dengan kenyamanan dan manfaat besar yang diperoleh, risiko keamanan siber hadir menjadi aspek yang kurang diinginkan.

"Sebaliknya, kami percaya bahwa mengkategorikan pembayaran digital dengan cara biner seperti itu masih terlalu dini. Seperti halnya teknologi, tidak ada definisi atau karakteristik baik atau buruk yang melekat padanya; sebaliknya, pemanfaatan teknologi untuk mencapai hasil yang bermanfaat ditentukan oleh bagaimana kita berinteraksi dengan mereka," ujarnya.

Ia menuturkan, jika ingin sepenuhnya menyadari manfaat pembayaran digital, penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, penyedia pembayaran digital, pengguna, dan bahkan perusahaan keamanan siber, bekerja sama dalam membangun ekosistem pembayaran yang stabil, aman, dan tangguh di masa depan.

Baca Juga: Gak Nyangka! Survei Baru Investopedia, 28% Milenial AS Ingin Gunakan Kripto Sebagai Dana Pensiun

Dalam hal tindakan yang dilakukan setelah menghadapi ancaman, hampir dua dari tiga responden (64%) melakukan perubahan terhadap kata sandi dan pengaturan keamanan lainnya di aplikasi perbankan dan e-wallet mereka, setengahnya (50%) menelepon bank atau perusahaan e-wallet terkait, sementara 45% memberi tahu anggota keluarga dan teman-teman mereka tentang insiden tersebut.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: