Dinasti Politik Rajapaksa di Sri Lanka Terancam Ambruk, Apa Penyebabnya?
Sri Lanka memiliki cadangan sekitar 2,31 miliar dolar AS (Rp33,18 triliun) hingga Februari, sementara mereka harus membayar utang sekitar 4 miliar dolar hingga akhir tahun. Pemerintah kemudian berubah sikap dan akan mulai berunding dengan IMF bulan ini.
Dalam pidato di televisi pada pertengahan Maret, Gota mengatakan dirinya memahami kesulitan yang dihadapi rakyat Sri Lanka, karena impor terhenti akibat kekurangan devisa dan inflasi meroket.
"Saya amat menyadari adanya kelangkaan bahan pokok dan kenaikan harga-harga," kata dia.
"Saya juga menyadari berbagai isu seperti kelangkaan gas, kelangkaan bahan bakar dan pemadaman listrik."
Namun dia menjaga jarak dari masalah-masalah itu dengan mengatakan: "Krisis tersebut bukan diciptakan oleh saya." Bagi para pengunjuk rasa dan politikus oposisi, pernyataan Gota tak berarti apa-apa.
"Batas telah dilanggar. Kepercayaan publik pada pemerintah ini telah anjlok ke titik nol," kata Udaya Gammanpila, mantan menteri di era Rajapaksa.
Di luar sebuah teater yang menyandang nama Mahinda Rajapaksa, demonstran bernama Cooke mengatakan keluarga Rajapaksa harus angkat kaki.
"Rakyat tidak akan merasa puas dengan apa pun kecuali mereka semua pergi," katanya. "Mereka ingin semua orang-orang itu keluar."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: