
Perang antara Rusia dan Ukraina yang membuat banyak negara memberikan sanksi kepada negara beruang merah akan berdampak luas terhadap Indonesia.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan, meskipun nilai perdagangan kedua negara dengan Indonesia hanya 2 persen dari total perdagangan Indonesia, namun perang berkepanjangan akan berpengaruh terhadap aktivitas ekspor dan impor Indonesia dengan kedua negara tersebut.
Baca Juga: Ekspor Makanan ke Negara Musuh Benar-benar Diperhatikan Putin, Situasi Ini Sulit Dihindari
Pasalnya, jika dilihat lebih jauh kedua negara Eropa Timur tersebut merupakan pasar ekspor minyak kelapa sawit dan karet Indonesia.
"Impor terbesar dari kedua negara adalah gandum yang mencapai nilai hampir 1 miliar dolar AS terutama dari Ukraina, dan bahan baku pupuk khususnya Rusia dan Belarus yang terkena sanksi. Ini yang akan mempengaruhi secara langsung," ujar Mahendra dipantau virtual, Kamis (7/4/2022).
Mahendra mengatakan, di sisi lain pelaku usaha dan pelaku bisnis di Indonesia juga mengalami kesulitan dalam bertransaksi dengan Rusia yang mengalami pemblokiran akses SWIFT.
Baca Juga: Barat Wanti-wanti RI hingga Ancam Boikot Terkait Rusia Akan Hadiri G20, Ini Tanggapan Pemerintah
Kesulitan impor gandum dan bahan baku pupuk, serta kesulitan transaksi keuangan dengan Rusia, diperkirakan akan berdampak cukup signifikan ketersediaan beberapa komoditas di Indonesia.
"Pemerintah saat ini bekerja sama dengan kalangan pelaku usaha mencoba memitigasi kemungkinan sasaran pasar baru di luar yang terdampak ini secara langsung," ujarnya.
Lanjutnya, konflik tersebut dalam jangka menengah-panjang berpotensi memicu deglobalisasi di mana negara-negara di dunia tidak lagi mengandalkan rantai pasok dunia yang sebelumnya dianggap efisien.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: