Inovasi Kuliah Berbasis Co-Living dan Co Learning, Program LSAF Study Camp ACCA UK Hadir di Bali
Situasi pandemi dalam dua tahun ke belakang memang memaksa seluruh aktivitas untuk beralih ke online baik berkomunikasi, membeli makanan, meeting sampai melakukan pekerjaan. Istilah work from home (WFH) hingga study from home (SFH) menjadi akrab di telinga, namun tahukah kamu bahwa digitalisasi membuat kita kehilangan interaksi sosial. Bagi kebanyakan orang, kebutuhan berinteraksi sebagai makhluk sosial merupakan momen terbaik di dalam hidup.
Dengan penanganan pandemi yang semakin baik, interaksi masyarakat pun diperkirakan akan kembali ke era pra-pandemi, dan aktivitas yang melibatkan pertemuan fisik serta jalan-jalan kini sudah diperbolehkan. Nah, London School of Accountancy and Finance (LSAF) pun berinisiatif untuk memperkenalkan program baru yakni Study Camp yang dilangsungkan di Canggu, Bali sebulan penuh. Program ini memberi mahasiswa kesempatan untuk tinggal bersama, belajar untuk dapat mempersiapkan ujian sertifikasi Association of Chartered Certified Accountants (ACCA).
Sertifikasi ACCA diberikan oleh organisasi global dan merupakan sertifikasi penting bagi para professional bisnis, akuntan professional maupun auditor. Ujian kualifikasi ACCA merupakan ujian bertaraf internasional yang menyediakan kesempatan untuk memiliki karir di luar negeri dalam bidang akuntansi maupun bisnis. Perusahaan akan mengakui kualifikasi ACCA, karena sertifikat ini merepresentasikan integritas, kemampuan bisnis yang andal, dan pengetahuan dalam tentang akuntansi dan finance.
“Kami memberikan pengalaman belajar bersama untuk menyiapkan ujian agar mendapatkan sertifikasi global dari ACCA, memberikan bantuan saat dibutuhkan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kegiatan bersama, seperti memasak, kegiatan olahraga sehari-hari, dan banyak lagi,” ujar CEO and Founder London School of Accountancy and Finance, Mr Manish Gidwani.
Manish mengharapkan setiap siswa yang telah mengikuti camp juga dapat menyiapkan diri menjadi akuntan yang siap bersaing secara global. Sekedar informasi, LSAF merupakan Approved Learning partner ACCA, UK yang memiliki visi untuk menciptakan akuntan professional di Indonesia yang berkompeten dengan standar global.
Metode Study Camp ini pun menyerupai co-living/co-working space sehingga pada saat hari kerja mulai jam 9 pagi hingga jam 5 sore semua peserta akan berkumpul di area kerja atau belajar untuk mengerjakan tugas. Sedangkan pada akhir pekan mahasiswa bisa keluar dan bersantai, berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi di Bali untuk mengisi waktu luang.
Academic progression coordinator atau dosen juga hadir di tempat untuk membantu mahasiswa. Dosen juga memberikan tugas untuk mengembangkan pengetahuannya tentang materi pelajaran dan ujian. Selain itu, ada manajer camp juga hadir untuk memantau dan menjadi pemandu bagi mahasiswa dalam keadaan darurat atau masalah apapun.
“Maksud dan tujuan keseluruhan dari camp study ini adalah untuk benar-benar mempersiapkan para mahasiswa untuk sukses dalam ujian mereka, dengan berada di Bali bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya, hal ini sangat meningkatkan motivasi dan membuat mahasiswa tetap diarahkan pada bidang akademiknya,” tambah Manish.
Kegiatan study camp ini juga didukung oleh perwakilan ACCA di Indonesia. Country Head ACCA, Hani Karunia, menyatakan bahwa untuk selalu bisa relevan di setiap perkembangan jaman, maka kita harus selalu bisa berevolusi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Saat ini perkembangan mengarah ke ‘all things digital’ dan akuntan bukan hanya perlu untuk paham tentang teknologi yang mempengaruhi transaksi tapi juga sejak dini harus bisa memberikan evaluasi mendasar terhadap transaksi tersebut yang berguna untuk kelangsungan perusahaan terutama menghadapi situasi Covid-19.
“Keterampilan dalam memberikan analisa hanya akan di dapat dari kebiasaan. Study camp ini suatu bentuk aktivitas yang kami harapkan bisa membentuk suatu kebiasaan dari generasi muda Indonesia untuk mendukung finance literacy atau literasi keuangan yang sejalan dengan tujuan tersebut,” kata Hani Karunia.
Study camp punya manfaat yakni membuat mahasiswa memiliki kesempatan untuk saling mengenal, saling membantu dan menghibur satu sama lain baik secara akademis maupun non-akademik. Apalagi camp ini bertempat di Bali yang merupakan surga bagi para travelers sehingga di waktu senggang, mahasiswa bisa melakukan berbagai aktivitas yang benar-benar meningkatkan semangat. Hal ini membuat kegiatan belajar menjadi lebih intens dan fokus, terutama dengan bantuan mentor perkembangan akademik setiap kali mahasiswa membutuhkan bantuan dalam memahami atau membutuhkan nasihat tentang hal-hal tertentu. Dan Bali dalam beberapa tahun belakangan bahkan dikala COVID menjadi semacam start – up hub dan tempat bekerja yg di pilih oleh para professional mancanegara terkait di bidangnya.
Natasha Kimberly, Mentor Perkembangan Akademik LSAF menyatakan ini merupakan pengalaman baru, karena selama sekitar enam bulan bersama LSAF, Ia hanya membimbing mahasiswa secara online. Akhirnya melalui study camp, Ia berkesempatan untuk membimbing dan mengajar mahasiswa secara langsung dan benar-benar memberikan hubungan nyata antara mahasiswa dan pengajar. Ia dapat mengamati dan melihat mahasiswa di kelas sehingga belajar lebih efektif. Mahasiswa juga dapat langsung mengajukan pertanyaan kembali kepadanya sehingga komunikasi langsung dua arah dapat terjadi.
“Saya bisa mengenal para mahasiswa, membangun relasi, baik secara akademis sebagai dosen dan mahasiswa maupun sebagai teman, sungguh merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi saya. Saya menikmati masa-masa berada disini dan akan merindukan kegiatan ini,” ucap Natasha yang juga Student Ambassador ACCA.
Tyas Kanti, Pengelola Kampus LSAF menyampaikan camp study ini memiliki manfaat akademis dan sosial. Study camp ini sangat membantu mereka dalam hal networking, mencari teman baru terutama bagi mahasiswa yang baru mendaftar dalam satu tahun terakhir yang belum memiliki pengalaman dalam belajar bersama. Sedangkan dari akademik. Ia sangat menyukai ikatan antara pembimbing akademik dan para mahasiswa. Karena di sebagian besar perguruan tinggi sekalipun, ketika mahasiswa memiliki pertanyaan, mereka tidak dapat benar-benar bertanya secara langsung karena ada jarak antara dosen dan mahasiswa.
“Dengan implementasi ini, hal ini benar-benar membaurkan mahasiswa dengan sesama mahasiswa dan dosen itu sendiri. Program ini juga mendidik mahasiswa menjadi jauh lebih produktif, karena mereka akan memiliki kebiasaan bangun pagi untuk pertemuan akademik pagi, dan mereka juga akan tahu target mereka seperti bagaimana banyak bab atau tugas yang harus mereka lakukan untuk hari itu,” ucap Tyas.
Anggota FCCA, Alex Falcon Huerta merasa bangga telah menginspirasi salah satu lokasi terbaik di dunia untuk menjadi akuntan penuh dan belajar ACCA. Ia menuturkan bahwa menjadi seorang akuntan mengharuskan kita bekerja dan belajar secara internasional, jarak jauh dan di lokasi yang Anda inginkan. “Bali merupakan mimpi yang menjadi kenyataan bagi banyak orang dan bagi saya sendiri, ini adalah perubahan besar bagi akuntan trainee yang menginginkan jalur karir yang sukses untuk belajar, sekarang dapat berlatih di pulau tropis ini,” tambahnya.
Berpusat di London, ACCA adalah gerbang yang paling banyak dilewati di dunia menuju profesi akuntansi, dan terus membantu ribuan orang menjadi akuntan profesional yang sukses. Reputasi global ACCA, demikian kuatnya sehingga sekarang ACCA telah memiliki lebih dari 227.000 anggota dan 544.000 siswa di 176 negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri