Standar audit yang kian hari semakin menuntut beragam metode dan kompleksitasnya membuat dunia perlu merumuskan suatu standar baru dengan mengikuti kebutuhan publik. Oleh karena itu, Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) sebagai wadah akuntan profesional menggelar Joint Discussion IAPI-ACCA pada 23 November 2021 lalu.
Seperti diketahui, International Auditing and Assurance Standard Boards (IAASB) telah menerbitkan The Exposure Draft of Proposed International Standard on Auditing for Audits of Financial Statements of Less Complex Entities (ED-ISA LCE). Ini menjadi relevan bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Kantor Akuntan Publik di Indonesia ketika disetujui akan ditetapkan sebagai standar audit tersendiri untuk mengaudit laporan keuangan dari entitas yang masuk kriteria Less Complex.
Chun Wee, Head of Policy ACCA sekaligus Board member IAASB menyampaikan bahwa untuk menerapkan ED-ISA ada beberapa prinsip yang perlu diketahui yakni penjelasan materi esensial, pendekatan berbasis risiko, berbasis prinsip, berdasarkan konsep dasar dari ISAs, dapat dipahami dengan jelas dan ringkas serta berfokus pada output yang diharapkan.
“Kalau kalian tidak mendapatkan standar yang sama, maka kalian tidak akan mendapatkan hasil yang sama. Oleh karena itu, ini menjadi sangat penting untuk menerapkannya,” ujarnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Menghimbau Penguatan Peran Akuntan dalam Recovery Pasca Covid-19
Standar baru yang berdiri sendiri untuk audit entitas yang kurang kompleks atau LCE ini nantinya dirancang khusus untuk audit entitas yang kurang kompleks, didasarkan pada konsep yang mendasari dari Standar Internasional tentang Audit, dikembangkan agar dapat dimengerti, jelas dan ringkas. Mengurangi risiko perbedaan yurisdiksi dengan mendorong konsistensi dan komparabilitas secara global dan akan mencapai hasil audit yang berkualitas.
Less Complex Entities (LCE) memberikan kontribusi penting bagi ekonomi dunia dan menyumbang sebagian besar entitas secara global. Pada saat yang sama, struktur dan transaksi yang semakin kompleks perlu ditangani dalam Standar Internasional tentang Audit (ISA). Kompleksitas dalam ISA ini dapat menimbulkan tantangan bagi audit entitas yang kurang kompleks.
Berdasarkan umpan balik dari makalah diskusi dan penjangkauan, IAASB telah mengembangkan rancangan standar yang proporsional dengan sifat dan keadaan yang khas untuk mengaudit entitas yang kurang kompleks dan responsif terhadap tantangan pemangku kepentingan tersebut yang menjadi solusi global.
Baca Juga: 6 Manfaat Penggunaan Program Akuntansi, Hemat & Meningkatkan Produktivitas Karyawan
Konsultasi publik mengenai draf standar baru ini akan dibuka hingga 31 Januari 2022. Ketika final, standar tersebut akan memenuhi kebutuhan global yang terus meningkat sekaligus mengurangi risiko yang muncul dari perbedaan yurisdiksi. Standar rancangan baru yang penting ini mewakili era baru bagi IAASB dan menjadi umpan balik bagi pemangku kepentingan.
Kusumaningsih Angkawijaya, Supervisor Dewan Standar Profesional Akuntan Punlik I mengatakan bahwa dewasa ini standar auditing menjadi semakin panjang prosesnya, sulit dan kompleks untuk diaplikasikan. Semua standar yang ada tidaklah mudah untuk diterapkan. Untuk merespon ini IAASB sejak tahun 2019 mengenalkan proyek baru mengenai standar yang berbasis pada kebutuhan publik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri