Kalau Demo Jangan Cuma Bawa Isu Minyak Goreng dan BBM, Pemerintah Sudah Lihai dan Berpengalaman
Pengamat politik Tony Rosyid mengingatkan bahwa demo 11 April yang dilakukan mahasiswa di depan Istana Negara jangan membawa isu BBM dan minyak goreng.
Tony mengatakan, BBM yang naik hanya pertamax dan tidak terjadi untuk pertalite.
Pertamax itu untuk orang-orang kaya ketimbang masyarakat menengah ke bawah.
"Pengguna pertamax sekitar 13 persen dari penduduk Indonesia. Isu BBM sepertinya kurang nendang," katanya mengutip GenPI.co, Sabtu (9/4).
Baca Juga: Anggap Aksi 11 April Cuma Cari Sensasi, Ruhut Tantang Mahasiswa Lumuri Muka dengan Kotoran Manusia
Dia mengatakan, jika mambawa isu minyak goreng, pemerintah sudah antisipasi dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai).
"Operasi pasar murah sedang dilakukan oleh sejumlah menteri. Sekalian para menteri itu kampanye untuk pilpres 2024," ucapnya.
Menurut Tony, Kalau hal itu tidak mempan juga, pemerintah cukup lakukan subsidi supaya minyak goreng murah.
Baca Juga: BEM UI Putuskan Absen Dalam Aksi Mahasiswa 11 April, Kami Merasa . . .
Sebab, tidak sampai 10 T untuk subsidi minyak goreng supaya kembali ke harga normal.
"Beres! Jauh lebih kecil dari anggaran IKN (Ibu Kota Negara) yang 466,9 T. Soal yang beginian, pemerintah sudah lihai, jago dan berpengalaman," ucapnya.
Baginya, masalah distribusi minyak goreng, tinggal perketat pengawasan oleh aparat.
"Sekitar 34.000 jaringan distributor tetap bisa diawasi kalau pemerintah serius. Semua bisa ditertibkan jika keadaan dianggap darurat," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri