Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sindir Produksi Migor, PKS: Kalau Begini Cara Kerja Pemerintah, Wajar Dipermainkan Mafia Migor

Sindir Produksi Migor, PKS: Kalau Begini Cara Kerja Pemerintah, Wajar Dipermainkan Mafia Migor Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menyebut pemerintah lemah hadapi produsen minyak goreng sawit (MGS) yang membangkang. Meskipun sudah terbukti ada pelanggaran oleh sebagian pengusaha, pemerintah tidak berani ambil tindakan tegas.

Sejauh ini pemerintah hanya bisa mengimbau dan menyindir. Padahal, dengan kewenangan yang ada, harusnya pemerintah bisa menindak pengusaha nakal tersebut.

Baca Juga: BLT Migor Bukan Upaya untuk Mengendalikan Inflasi, Ini Kata Dirjen Anggaran

"Negara memiliki mandat secara struktural yang bersifat memaksa. Memiliki regulasi, aparat penegak hukum, aparat pajak, sistem insentif dan disinsentif dalam rangka menegakkan aturan main bernegara (rule of the game)," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/4/2022).

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini menekankan bahwa hal itu harus dikerahkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan menyejahterakan mereka. Dia menyebut, Negara tidak boleh terlihat lemah dan kalah di hadapan pengusaha MGS nakal.

"Ini kan lucu. Melihat pelanggaran yang ada, Pemerintah cuma bisa mengimbau atau menyindir-nyindir," imbuhnya.

Sebelumnya diketahui, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melaporkan, saat ini ada 75 perusahaan yang terdaftar sebagai produsen MGS curah. Dari total 81 perusahaan yang ditarget, sebanyak 55 perusahaan telah mulai memproduksi. Rata-rata produksi dan distribusi mencapai 4.640 ton per hari (7/4). Selebihnya, 26 perusahaan tidak terdaftar dan tidak memproduksi.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyindir agar perusahaan swasta jangan jadi orang asing di negeri sendiri yang tidak mau membantu kesusahan masyarakat untuk memproduksi MGS curah.

Sebelumnya, dilaporkan Kementerian Perindustrian, seluruh perusahaan pemilik nomor registrasi SIINAS telah memproduksi dan mengalokasikan minyak goreng curah sekitar 2 kali lipat dari kebutuhan harian nasional atau sebesar 14.000 ton per hari. Sementara, kebutahan MGS curah per hari hanya 7 ribu–8 ribu ton.

"Sekarang baru ketahuan kalau data yang ada selama ini hanya sekadar perkiraan alias prediksi yang jauh dari akurat. Data mutakhir memperlihatkan bahwa produksi MGS curah hanya 4 ribu ton per hari atau sekitar setengah dari kebutuhan masyarakat. Apalagi di saat bulan Ramadan, kebutuhan MGS diperkirakan meningkat," kata Mulyanto.

Dia melanjutkan, "Jadi, jangan heran kalau harga MGS curah masih di angka Rp19.950 per kg (data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, per 10/4) jauh di atas HET yang Rp15.500 per kg. Kalau begini cara kerja Pemerintah, wajar kalau dipermainkan mafia MGS."

Mulyanto menambahkan dengan telah terbentuknya Satgas MGS Curah, semestinya Pemerintah bertindak tegas terhadap Pengusaha MGS nakal ini. Kalau perlu umumkan ke publik nama-nama perusahaan nakal tersebut agar publik tahu dan dikenakan sanksi sosial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: