Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Integrasi Sawit-Sapi Berdampak Negatif, Benarkah? Ini Kata Peneliti Puslitbang

Integrasi Sawit-Sapi Berdampak Negatif, Benarkah? Ini Kata Peneliti Puslitbang Kredit Foto: Siaran Pers/PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Integrasi sawit-sapi dituding berdampak negatif yakni terkait adanya penyebaran penyakit di perkebunan kelapa sawit. Hal ini lantaran penyakit tersebar dari injakan kaki sapi atau feses sapi.

Peneliti Ahli Utama dari Puslitbang Perkebunan, Badan Litbang Pertanian, Prof. Decianto Sutopo mengatakan bahwa dugaan tersebut tidak berdasar karena perlu pembuktian secara ilmiah. 

Merujuk hasil penelitian yang telah dilakukan, integrasi sawit sapi justru akan meningkatkan produktivitas sawit dan sapi bukan faktor utama percepatan penyebaran Ganoderma.

Baca Juga: Asian Agri Lakukan Pelatihan, Dukung Terwujudnya Sawit Berkelanjutan

"Sentuhan akar tanaman yang terkena jamur Ganoderma yang menjadi faktor utama penyebarannya," kata Prof. Decianto, dilansir dari laman InfoSAWIT.com pada Senin (18/4/2022). 

Perlu dipahami bahwa pengelolaan integrasi sawit-sapi tidak bisa dilakukan saat kebun sawit masih dalam masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), atau tanaman masih muda dengan pohon yang masih rendah. 

"Bila sapi dipelihara dan dilepas di perkebunan kelapa sawit yang masih umur remaja (TM 1), bisa dipastikan menjadi hama," ungkapnya.

Baca Juga: Cimory Hadirkan Susu UHT Bebas Laktosa, Kebaikan Susu Sapi Bagi yang Tidak Toleran Laktosa

Sementara itu, Ketua Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Berkat Bersama, YB Zainanto Hari Widodo menyampaikan, pengelolaan sapi di kebun sawit tidak berdampak negatif terhadap kebun sawit dan terkait masalah yang diisukan menjadi hama tidak pernah terjadi. Tentu saja pengelolaan integrasi sawit-sapi harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai anjuran.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Darmono Taniwiryono menyampaikan, pihaknya berkeyakinan bahwa dengan adanya sapi di perkebunan kelapa sawit, yang khususnya dikandangkan justru memberikan manfaat bagi perkebunan kelapa sawit.

Bahkan kata Darmono, dilansir dari laman InfoSAWIT.com, dengan adanya integrasi sawit-sapi telah memberikan keuntungan tambahan melalui pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk kandang atau pupuk organik di perkebunan kelapa sawit. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: