Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amien Rais Desak Luhut Mundur Atau Dipecat karena Klaim Big Data, Memangnya Presiden Berani?

Amien Rais Desak Luhut Mundur Atau Dipecat karena Klaim Big Data, Memangnya Presiden Berani? Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais menyebut Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sedang berhalusinasi saat menyampaikan big data 110 juta rakyat dukung penundaan pemilu 2024.

Amien pun meminta Luhut untuk mundur sebagai pejabat publik karena sudah tidak lagi mendapat kepercayaan dari rakyat.

Baca Juga: Pak Jokowi, Anda Ditantang Amien Rais untuk Lakukan Ini

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Kholid, mempertanyakan balik soal keberanian Presiden Joko Widodo atau Jokowi apabila mengganti Luhut dari kabinet.

Menurutnya, Jokowi tak akan berani mencopot atau mengganti Luhut dari kabinet, pasalnya masih ketergantungan terhadap Menko Marvest tersebut.

"Pertanyaan dibalik, memang Presiden berani ganti LBP?. Saya sih ragu presiden berani. Presiden sangat tergantung sekali dengan LBP," kata Kholid saat dihubungi, Senin (18/4/2022).

Sementara di sisi lain, Kholid menilai terkait klaim big data Luhut tersebut ada tiga kemungkinan yang muncul.

Pertama, datanya salah atau kesalahan teknis dalam menyajikan data. Kedua salah baca data atau incompetent dalam baca data. Ketiga, datanya sengaja dibuat salah atau disinformasi dan manipulasi.

"Kalau kejadian 1, LBP berarti ceroboh. Kalau kejadian 2, LBP tidak paham sama sekali terkait big data. Makanya salah baca data, kalau kejadian 3, ini yang jahat. LBP berniat jahat memanipulasi data untuk disinformasi. LBP membuat hoax buat justifikasi agenda tunda pemilu. Jadi tiga kemungkinan itu yang muncul," paparnya.

Kholid mengatakan, tiga kemungkinan tersebut bisa saja salah, jika Luhut berani membuka big data tersebut ke publik.

Untuk itu, Luhut harus berani membuka klaim big data tersebut. Jika tidak, maka jangan salahkan spekulasi yang muncul di tengah publik.

Baca Juga: Koordinator BEM SI Sebut Orde Baru Berikan Kebebasan, Fahri Hamzah Sebut Mahasiswa Boleh Salah

"Kalau tidak berani dan tidak dibuka, jangan salahkan spekulasi publik yang muncul," imbuh dia.

Minta Luhut Mundur

Sebelumnya, Amien Rais menyebut Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sedang berhalusinasi saat menyampaikan big data 110 juta rakyat dukung penundaan pemilu 2024.

Amien mengatakan Luhut hanya berkoar tanpa bukti nyata yang membuat kegaduhan karena sebagian besar rakyat merasa tidak seperti apa yang Luhut klaim.

"Luhut tidak sadar ia sedang berhalusinasi dan telah menjadi public enemy number one gara–gara halusinasi itu," kata Amien Rais saat Milad 1 Tahun Partai Ummat, Minggu (17/4/2022).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: