PT Astra International Tbk (ASII) memutuskan untuk menambah personil dengan mengangkat pengangkatan satu direktur dan dua komisaris baru.
Perseroan mengangkat Presiden Direktur Astra Otoparts, Hamdani Dzulkarnaen Salim sebagai direktu. Kemudian juga, menunjin John Raymond Witt dan Stephen Patrick Gore sebagai komisaris.
Baca Juga: Astra Bagi Dividen Rp 239 per Saham
Hal tersebut diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang dilaksanakan pada Rabu 20 April 2022.
Alhasil, susunan anggota direksi dan komisaris perseroan menjadi sebagai berikut:
Direktur
Presiden Direktur : Djony Bunarto Tjondro
Direktur: Johannes Loman
Direktur: Suparno Djasmin
Direktur: Chiew Sin Cheok
Direktur: Gidion Hasan
Direktur: Henry Tanoto
Direktur: Santosa
Direktur: Gita Tiffani Boer
Direktur: FXL Kesuma
Direktur: Hamdani Dzulkarnaen Salim
Dewan komisaris
Presiden Komisaris: Prijono Sugiarto
Komisaris Independen: Sri Indrastuti Hadiputranto
Komisaris Independen: Rahmat Waluyanto
Komisaris Independen : Apinont Suchewaboripont
Komisaris Independen : Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
Komisaris: Anthony John Liddell Nightingale
Komisaris: Benjamin William Keswick
Komisaris: John Raymond Witt
Komisaris: Stephen Patrick Gore
Komisaris: Benjamin Birks
Dalam RUPST, perseroan bakal mengguyur dengan dana mencapai Rp9,67 Triliun. Dana tersebut, dialokasikan oleh ASII sebagai dividen tunai senilai Rp239 per lembar saham.
Dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp45 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp1,82 triliun yang telah dibayarkan pada tanggal 29 Oktober 2021 lalu.
“Sehingga sisanya sebesar Rp194 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp7,85 triliun akan dibayarkan pada tanggal 20 Mei 2022 kepada Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 10 Mei 2022 pukul 16.00 WIB,” kata Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (20/4/2022).
Baca Juga: Di Ajang IIMS, Astra Honda Motor Bukukan Penjualan 798 Unit
Pembayaran dividen akan dilakukan dengan memerhatikan ketentuan pajak, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan ketentuan pasar modal lainnya yang berlaku.
Perseroan diketahui membukukan laba bersih untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021 sebesar Rp20,19 triliun. Sisa dari laba bersih setelah dianggarkan untuk dividen yang senilai Rp10,52 triliun akan dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: