Fakta-fakta Capres Prancis Le Pen, Lahir dari Keluarga Rasis hingga Bandingkan Muslim dan Nazi
2. Bergabung dengan partai ayahnya hingga ambisi 'Frenxit'
Pada tahun 1998, Le Pen resmi bergabung dengan Barisan Nasional, yang didirikan ayahnya pada tahun 1972. Barisan Nasional sendiri merupakan oposisi sayap kanan utama terhadap partai konservatif arus utama Prancis.
Setelah menjadi wakil presiden Barisan Nasional, Le Pen berhasil mencalonkan diri untuk kursi di Parlemen Eropa, di mana dia bergabung dengan ayahnya di kubu Non-Blok badan itu.
Namun, jabatannya sebagai anggota Parlemen Eropa bukan tanpa kontroversi. Ia sendiri meski bergabung dengan lembaga tersebut, tetapi mengaku tidak mendukung keberadaan Uni Eropa.
Selama pemilihan presiden (pilpres) 2017 lalu, ia pun sempat memiliki agenda akan mengadakan referendum untuk mencabut keanggotaan Prancis di UE, seperti yang dilakukan Inggris pada tahun sebelumnya. Kemudian muncul istilah Frenxit (France exit/Prancis keluar)-sebagai perbandingan dari Brexit (British exit).
Karenanya dalam pilpres tahun ini, kekhawatiran akan masa depan Uni Eropa kembali muncul saat Le Pen berhasil melaju ke ronde final. Dalam pernyataan terbarunya, Le Pen menegaskan bahwa dia tidak memiliki agenda rahasia 'Frexit'.
Namun, para penentang mengklaim kebijakannya akan membahayakan posisi Prancis di UE.
Tidak seperti Inggris, Prancis adalah anggota pendiri dari apa yang akhirnya menjadi UE dan sekarang menjadi pendukung keuangan terbesar kedua untuk lembaga itu.
Menurut BBC, Le Pen pun ingin memangkas kontribusi Prancis ke UE, memperketat kontrol perbatasan dan mengadakan referendum untuk menghentikan imigrasi yang 'tidak terkendali'.
Le Pen memang selama ini dikenal sebagai nasionalis yang anti-imigran. Partainya, yang pernah dipimpin, Barisan Nasional, juga dikenal sebagai partai yang anti-imigrasi; menganjurkan pemotongan signifikan terhadap imigrasi legal dan perlindungan identitas Prancis.
Pada 13 November 2015, serangan teroris mematikan di Paris menyebabkan 130 orang tewas dan lebih dari 350 terluka, dan Le Pen pun dengan sempat ikut menyalahkan kebijakan imigrasi sebagai akar dari teror.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: