Kekerasan di Masjid Al-Aqsa Meningkat, Erdogan Telepon Presiden Israel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (19/4/2022) bersuara keras atas kekerasan di Al-Aqsa, Yerusalem.
Dia mengatakan itu dalam panggilan telepon dengan timpalannya dari Israel Isaac Herzog.
Baca Juga: Gagal Bujuk Rusia untuk Gencatan Senjata Kemanusiaan, PBB Minta Tolong Erdogan
Komentarnya muncul setelah bentrokan antara pasukan keamanan Israel demomstran Palestina dan di dalam dan sekitar tempat suci ituselama akhir pekan.
Sebanyak 170 orang demomstran terluka dalam insiden tersebut.
Kekerasan itu terjadi hampir setahun setelah ketegangan serupa memicu konflik 11 hari antara Israel dan kelompok-kelompok militan di daerah kantong Palestina di Gaza.
Al-Aqsa adalah situs tersuci dalam Yudaisme dan ketiga tersuci dalam Islam.
Kekerasan di akhir pekan semakin meningkatkan ketegangan, dengan Israel melakukan serangan udara pertamanya di Jalur Gaza dalam beberapa bulan Selasa (19/4) pagi.
Aksi itu sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan dari daerah kantong Palestina.
Erdogan kemudian menguak pembicaraan resminya dengan Herzog di akun Twitter resminya
“Fakta bahwa masjid Al-Aqsa digerebek oleh kelompok-kelompok fanatik setelah sholat subuh kemarin dan sehari sebelumnya ... dan penyebaran ketegangan ke Gaza meningkatkan kesedihan kami," cuit dia.
Dia mengatakan bahwa gambar-gambar ini yang terlihat setiap tahun karena beberapa radikal melukai hati nurani dan menyebabkan reaksi yang dapat dibenarkan di seluruh dunia Islam.
"Dalam periode sensitif ini, saya ingin menekankan sekali lagi perlunya tidak membiarkan provokasi dan ancaman terhadap status dan spiritualitas masjid Al-Aqsa,” katanya kepada Presiden Israel.
Pemimpin Turki itu mengulangi seruannya kepada semua orang untuk melakukan upaya terbaik untuk menjaga spiritualitas tempat suci.
Israel dan Turki mengumumkan era baru dalam hubungan setelah lebih dari satu dekade pecahnya hubungan diplomatik.
Hal tersebut setelah Herzog melakukan kunjungan penting ke Ankara pada bulan Maret lalu.
Erdogan, seorang advokat vokal perjuangan Palestina, di masa lalu mengkritik kebijakan Israel terhadap Palestina.
Turki juga telah mempertahankan hubungan dengan Hamas yang telah menguasai Gaza sejak 2007.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: