Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wapres Berharap Industri Pangan Halal Indonesia dapat Diproduksi dari Hulu ke Hilir

Wapres Berharap Industri Pangan Halal Indonesia dapat Diproduksi dari Hulu ke Hilir Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri halal salah satunya di bidang pangan, memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Sebab, Indonesia memiliki bahan baku pangan yang berlimpah dan beragam. Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin mengatakan, oleh karena itu, seluruh bahan baku tersebut, baik dari hulu dan hilir, harus dapat diproduksi secara lokal untuk semakin memajukan industri pangan halal Indonesia.

"Saya terus mendorong supaya dilakukan riset dan inovasi ini. Ini supaya terus dikembangkan dan kita memiliki bahan baku yang banyak, yang kaya, yang harus bisa diproduksi dari hulu sampai ke hilir," kata wapres dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/4/2022).

Baca Juga: Wapres: Pemerintah Terus Berupaya Penuhi Ketersediaan dan Stabilkan Harga Minyak Goreng

Menurutnya, selain produksi secara lokal, pusat riset dan pengembangan juga dituntut untuk dapat menemukan substitusi produk impor yang selama ini masih kerap digunakan dalam pembuatan pangan halal.

"Riset tentang substitusi produk impor. Jadi ada bahan-bahan yang sudah  mulai diproduksi itu, seperti gelatin yang biasanya turunan dari babi sekarang bisa dari rumput laut,  dan juga nanti bahan-bahan lain untuk menggantikan yang non-halal itu menjadi halal, termasuk rasa. Biasanya makanan itu kan harus ada semacam flavor (rasa). Itu ada yang halal dan ada yang tidak halal. Disini bisa dilakukan pembuatan produk-produk yang halal," papar Wapres.

Baca Juga: Wapres Maruf Ungkap Upaya Pemerintah Jaga Kestabilan Harga Minyak Goreng

Dari sisi kehati-hatian, Wapres juga menekankan pentingnya deteksi terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalam makanan yang dinilai non-halal.

"Jadi yang diragukan tinggal masuk lab bisa diuji. Ada yang melalui dagingnya, ada yang melalui aroma. Aromanya pun bisa dideteksi," imbuh Wapres.

Sementara untuk kemasan (packaging), Wapres memberikan apresiasi atas inovasi yang telah dibuat oleh pusat riset dalam mengemas produk UMKM dengan baik.

"Saya merasa bangga kita sudah bisa mengalengkan produk-produk masyarakat, UMKM, dari mulai gudeg, rawon, empal gentong. Jadi, produk masyarakat yang berkuah ternyata bisa diawetkan dan itu bisa tahan lama, sehingga ini dalam rangka mendukung usaha-usaha UMKM," ungkap Wapres.

Terakhir, Wapres menyampaikan bahwa ke depan, produk makanan halal Indonesia diharapkan dapat semakin maju dan menembus pasar global. Sebab, selain diminati oleh negara-negara muslim lainnya, produk pangan juga dicari oleh diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara di dunia.

Baca Juga: Kunjungi AAU, Wapres Sampaikan Pesan untuk Para Taruna dan Lakukan Penanaman Pohon

"Kita tidak hanya sampai untuk memenuhi kebutuhan nasional, tapi kita juga ingin mengarahkan ke ekspor. Nah, maka lembaga ini memberikan dorongan, bantuan untuk menopang, sehingga mereka tidak sulit mencari bahan bakunya, tidak sulit untuk dideteksinya, bahkan juga tidak sulit untuk diawetkan sehingga bisa dikirim ke berbagai negara," pungkasnya.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengungkapkan bahwa pusat riset yang pada hari ini diresmikan oleh Wapres memiliki dua target, yaitu terkait substitusi produk dan pendeteksian kandungan non-halal dalam sebuah produk.

Baca Juga: Wapres: Tingkatkan Inovasi Indonesia, Perlu Perkuat Riset dan Pengembangan

Nantinya, lanjut dia, substitusi produk yang kurang atau diragukan kehalalannya itu diganti dengan produk-produk yang jelas-jelas halal, khususnya yang dari laut. Karena kita punya banyak laut, jadi rumput laut, dan juga singkong dan sebagainya.

"Kemudian kemampuan untuk mendeteksi. Jadi kita mengembangkan kemampuan untuk mendeteksi kehalalan yang tadi juga sudah dilihat oleh Pak Wapres, baik itu melalui DNA-nya, dari sisi DNA, dari sisi aroma, dari sisi-sisi struktur proteinnya," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: