"Coba tunjukkan kepada publik dengan runut dan logis secara fikih, kapan dan di mana pernah ada sistem khilafah Islam yang baku? Carilah sejak zaman Abu Bakar sampai sekarang. Antara sistem Abu Bakar dan Umar dan kemudian ke Usman dan seterusnya juga sistemnya selalu berubah dan berbeda," ucapnya.
Mahfud MD pun memberikan saran kepada Khozinuddin dan teman-temannya. Termasuk kepada kelompok lain yang yakin dan terus menjajakan sistem Khilafah diterapkan di Indonesia
Pertama, buka komunikasi dan dialog dengan ormas-ormas Islam besar seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah dan NU. Di hadapan para ulama dan sesepuh ormas itu, Khozinuddin harus mempromosikan dan membuktikan bahwa sistem Khilafah adalah konsep baku tuntutan umat Islam.
Jika mereka mengamini tentu akan didukung untuk bisa diterapkan di Indonesia. "Datanglah ke Muhammadiyah, NU, MUI, dan ormas-ormas Islam dan tunjukkan mana sistem bernegara yang baku menurut Islam. Ingat, kita bicara sistem, bukan nilai. Kalau soal nilai, anak Tsanawiyah juga tahu semua," tutur Mahfud.
Kedua, yakni melalui parlemen. Karena hanya di parlemen sebuah sistem pemerintahan dan negara bisa diubah.
"Kalau soal aspirasinya ya salurkan ke parpol, DPR/MPR karena kalau mengusulkan perubahan sistem tempatnya ya di institusi-institusi tersebut. Mungkin saja ada parpol Islam yang tertarik. Kan aktivis parpol Islam banyak tahu fikih dan usul fikih," sambungnya.
Ketiga, buat parpol dan perjuangkan di Senayan. Jika memang tidak ada parpol Islam yang tertarik karena tak percaya dengan pendapat Khilafah adalah sebuah sistem baku Islam, Mahfud imbau kelompok pengusung khilafah bikin partauli dan ikut pemilu. "Buat parpol, lalu ikut pemilu," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar