Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi dan Sejumlah Menteri Disomasi Karena Minyak Goreng, PKS: Kami Mendukung Somasi ke Presiden

Jokowi dan Sejumlah Menteri Disomasi Karena Minyak Goreng, PKS: Kami Mendukung Somasi ke Presiden Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

PKS mendukung langkah sejumlah organisasi masyarakat melakukan somasi terhadap Presiden Joko Widodo, Menteri Airlangga Hartarto, Menteri Muhammad Lutfi, dan Menteri Agus Gumiwang Kartasasmita berkaitan dengan langka dan mahalnya harga minyak goreng saat ini.

"Kami mendukung somasi yang disampaikan oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil kepada presiden beserta jajaran menterinya terkait kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng," kata anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS Amin Ak kepada Suara.com, Jumat (22/4/2022), malam.

Baca Juga: Waduh, Jokowi dan Beberapa Menterinya Disomasi karena Polemik Minyak Goreng

Amin menyebut krisis minyak goreng di Indonesia sudah berlangsung hampir tujuh bulan dan selama itu pemerintah disebutnya tidak kunjung menyelesaikan, terutama akar masalahnya: praktik kartel yang dilakukan pengusaha yang menguasai produksi hulu (CPO) hingga hilir.

"Alih-alih bergerak cepat menyelesaikan akar masalah, yang terjadi malah saling lempar tanggung jawab," ujarnya. Amin menilai Presiden menyalahkan menteri, kemudian menteri menuding adanya mafia minyak goreng.

Namun pemerintah disebut Amin tidak menerapkan sanksi kepada pelanggaran dan pembangkangan produsen CPO. Dia juga menyebut ada sekitar enam peraturan yang dikeluarkan pemerintah, namun semua hanya aturan di atas kertas.

Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng, Denny Siregar: Pakde Kalau Udah Kesal, Kebijakannya Bisa Ekstrim

Menurut Amin tak ada upaya penegakan hukum, meski pelanggaran terhadap aturan, terutama Permendag Nomor 6 tahun 2022 tentang kewajiban DMO 20 persen, kewajiban CPO, maupun harga eceran tertinggi (HET), yang dilanggar secara kasat mata.

"Mendag menyatakan kepada kami, Komisi VI DPR, bahwa semua kebijakan atas sepengetahuan Presiden. Menjadi aneh jika Presiden mengeluh tidak mengetahui apa yang dilakukan menterinya dan itu berlangsung selama enam bulan," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: