Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepala Perpusnas Resmikan Gedung Perpustakaan Kabupaten Cianjur

Kepala Perpusnas Resmikan Gedung Perpustakaan Kabupaten Cianjur Kredit Foto: Perpusnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, bersama Bupati Cianjur, Herman Suherman, meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Kabupaten Cianjur. Gedung layanan perpustakaan dibangun menggunakan dana alokasi khusus (DAK) fisik subbidang perpustakaan senilai Rp4,5 miliar.

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan Gedung perpustakaan di wilayahnya.

Baca Juga: Kepala Perpusnas: Tranformasi Digitalisasi Perpustakaan Suatu Keharusan

"Dengan hadirnya gedung perpustakaan ini diharapkan menjadi semangat masyarakat. Kami mohon dinas perpustakaan dan kearsipan dapat melakukan tindak lanjut ke depan dalam rangka peningkatan literasi di Kabupaten Cianjur," ungkap Herman usai meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Kabupaten Cianjur yang dirangkaikan dengan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat dengan tema Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional, di Cianjur, Jabar, dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (25/4/2022).

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jabar, Hening Widiatmoko, menyebut gedung perpustakaan menjadi fondasi untuk mengembangkan konsep transformasi perpustakaan dalam mewujudkan ekosistem digital nasional.

"Basisnya adalah gedung perpustakaan. Alhamdulilah Kabupaten Cianjur sudah memilikinya, mudah-mudahan ini dikelola dengan baik dan menjadi sebuah kebanggaan bahwa di sanalah dimulainya komitmen untuk melaksanakan upaya peningkatan literasi," terang Hening.

Baca Juga: Komisi X DPR RI Dorong Perpusnas Afirmasi Tenaga Pustakawan

Dalam meningkatkan literasi, lanjutnya, dibutuhkan komitmen dari pemerintah daerah, para kepala daerah, dan dukungan dari masyarakat, termasuk bunda literasi sebagai juru kampanye masyarakat.

"Inilah yang menjadi pembeda, bahwa kalau dulu perpustakaan hanya tempat menyimpan dan meminjam buku, tetapi sekarang buku dipakai untuk meningkatkan produktivitas. Seperti halnya UMKM yang terbantu dengan buku terapan yang tersedia di perpustakaan, jadi ketika literasi untuk kesejahteraan maknanya sangat luas," lanjutnya.

Dijelaskan, Kabupaten Cianjur merupakan daerah dengan jumlah penduduk yang cukup banyak. Dia berharap, literasi masyarakat meningkat sehingga masyarakat yang taraf hidupnya tertinggal di Jabar, akan berkurang.

Sementara itu, Kepala Perpusnas menyampaikan pembangunan gedung perpustakaan merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam mendorong masyarakat untuk produktif.

"Kalau kita bicara tentang literasi untuk kesejahteraan tanpa produktivitas rasanya tidak nyambung. Seperti halnya di di beberapa kesempatan, Perpusnas dan pemerintah provinsi, kabupaten/kota sudah diapresiasi, kalau kita pameran bukan hanya buku-buku saja tetapi berdampingan dengan produk-produknya," terangnya.

Baca Juga: Permintaan Naik hingga Timbulkan Antrean, Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Sukabumi-Cianjur Aman!

Dia menambahkan, literasi bukan hanya sekadar kemampuan merangkai kata, melainkan kedalaman pengetahuan seseorang terhadap satu subjek ilmu pengetahuan tertentu. Ditegaskan bahwa parameter tertinggi literasi adalah kemampuan menciptakan barang dan jasa yang dapat dipakai dalam kompetisi global.

"Jangan selalu berpikir perpustakaan adalah deretan buku. Tetapi perpustakaan dapat mengubah dunia melalui jutaan buku yang bisa kita baca," katanya.

Dalam talkshow, Dosen Fakultas Komunikasi Universitas Putra Indonesia, Aminah Agustinah, mengatakan Indonesia tidak hanya membutuhkan masyarakat yang melek huruf saja tetapi masyarakat yang berbudaya literasi.

Baca Juga: Kemendikbudristek Kembali Gelar Diklat Festival Literasi dan Kebhinekaan Global

"Sangat penting meningkatkan indeks literasi bahkan membudayakan literasi. Karena ini dapat menjadi perlindungan pertama dalam mencegah berbagai masalah sosial, ekonomi, kesehatan, politik. Perjuangan kita saat ini akan sepadan dengan berdayanya masyarakat Indonesia di masa mendatang," katanya.

Pegiat literasi, Jejen Zaenal Mutaqin, menegaskan minat baca masyarakat Indonesia tidak rendah, tetapi akses bahan bacaan yang masih kurang. Dia menyebut, kondisi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun menjadi tanggung jawab bersama.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan peluncuran Gerakan Cianjur Maca Online dan Offline (Gecco) dilanjutkan dengan pengukuhan Duta Baca dan Patriot Literasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: