PDIP Masih Tertinggi Elektabilitasnya, Tapi Trennya Menurun Gegara Dampak Jokowi
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru soal elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024. Hasilnya PDIP berada di posisi teratas, namun jika dilihat tren alami penurunan.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan pada survei terbaru Indikator PDIP masih tertinggi dengan angka 23,7 persen. Namun menurutnya, elektabilitas PDIP turun jika dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Jokowi Tinjau Langsung Sirkuit Formula E, PDIP: Dipantau Supaya Kualitasnya Lebih dari Mandalika
Ia mengungkapkan, turunnya elektabilitas PDIP tak terlepas karena dampak dari tingkat kepuasaan kinerja Presiden Jokowi turun juga.
"Saya sampaikan bahwa aprroval Presiden Jokowi turun, pertanyaannya apakah ada dampak terhadap elektabilitas partai? Kita punya pola ketika approval pak Jokowi turun yang paling terdampak adalah PDIP dan datanya mengatakan demikian," kata Burhanuddin dalam paparannya, Selasa (26/4/2022).
"Jadi PDIP di April meskipun masih unggul itu mendapatkan 23,7 persen, turun dibanding sebelumnya 26,8 turun. Meskipun masih unggul, tetapi elektabilitasnya dibanding Februari turun," sambungnya.
Adapun di bawah PDIP ada Gerindra dengan angka 11,4 persen, Golkar dengan angka 10,9 persen, kemudian ada PKB dengan angka 9,8 persen. Demokrat juga ada di bawahnya dengan angka 9,1 persen. Menurutnya, tren parpol-parpol tersebut tidak banyak berubah.
"Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat tak banyak berubah. Secara umum yang berkurang hanya PDIP, trennya kelihatan," tuturnya.
Kendati PDIP turun trennya, menurut Burhanuddin hal tersebut tak menjadi angka terendah bagi PDIP sendiri. Pasalnya pernah di angka 21-22 persen sebelum Pemilu 2019.
"Dan akhirnya memang 20 persen ya, tapi kalau kita lihat data tadi PDIP sudah turun dibanding sebelum-sebelumnya. Jadi dalam waktu 2 tahun terakhir ini elektabilitas PDIP yang paling rendah, karena memang approval Presiden Jokowi ya memang relatif rendah di April ini karena minyak goreng. Jadi minyak goreng jangan underestimate ya. Minyak goreng memang terkesan sederhana tetapi efeknya luar biasa terhadap perpolitikan," tuturnya.
Adapun parpol lainnya seperti PKS ada di posisi keenam dengan angka 5,5 persen, kemudian NasDem dengan 3,9 persen, lalu ada PPP dengan 3,3 persen, Perindo dengan 2,2 persen, PAN dengan 1,1 persen. Untuk sisanya parpol-parpol lain tak sampai 1 persen.
Survei ini dilakukan pada tanggal 14-19 April 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar