Upaya tersebut tidak berhenti pada pemerintah saja. Founder of Society of Renewable Energy, Zagy Berian menyampaikan bahwa kalangan pemuda dan perempuan turut mengambil peran penting dalam pengembangan energi terbarukan. Menurutnya, keterlibatan dan akses mereka dalam pencapaian net zero emissions harus diperkuat.
Selain itu, Nanik Trihastuti dari UNDIP juga tekankan pentingnya melibatkan berbagai pihak. Setiap inisiatif dalam sektor energi harus sesuai dengan berbagai regulasi yang ada. Dengan demikian, upaya transisi energi dapat bersinergi di semua aspek, termasuk legislasi.
Baca Juga: Aksi Amerika Ancam Presidensi G20 Indonesia, Rusia Pasti Setuju Saran Profesor
Sesi diskusi interaktif disambut antusiasme para mahasiswa, dengan pertanyaan terkait Presidensi Indonesia di tengah guncangan politik dunia, maupun upaya untuk mencapai prioritas transisi energi dalam G20. Selain sekitar 30 mahasiswa yang hadir fisik di Gedung Weeskamer, khalayak umum juga dapat mengikuti siaran acara ini melalui melalui kanal TVRI dan RRI Semarang.
Dalam sesi penutup, Direktur PELH Kemlu, Hari Prabowo, menyampaikan bahwa pemerintah terus melakukan upaya untuk membumikan Presidensi G20 Indonesia dan langkah diplomasi RI. Presidensi tahun ini akan memastikan untuk selalu bekerja sama dengan berbagai pihak, serta “Leaving no one behind".
Baca Juga: Forum Civil C20 Rumuskan Masukan untuk G20
G20 Fair di Semarang merupakan seri ke-2, setelah sebelumnya berlangsung di Mataram NTB pada bulan Maret 2022. G20 Fair direncanakan akan berlanjut di beberapa kota di Indonesia, sebagai bagian dari upaya diseminasi informasi tentang Presidensi G20 dan manfaatnya bagi masyarakat tanah air.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar