Menurut Irawati, salah satu faktor yang memengaruhi keadaan tersebut dikarenakan bunga pinjaman anggota yang lebih kecil. Dari yang sebelumnya 2%, sekarang menjadi 0,9 %, dan Ia mengakui bahwa bunga kecil itu baru bisa diterapkan setelah bermitra dengan LPDB-KUMKM.
Senada dengan itu, Suci Hati Saoyiago yang merupakan salah satu anggota binaan Koperasi Konsumen Osseda Faolala yang memiliki usaha dibidang menjahit mengatakan dirinya sangat terbantu dengan dana pinjaman berbunga kecil yang disalurkan oleh koperasinya.
Baca Juga: Penjualan Menurun Selama Pandemi, Kemnaker Pastikan UMKM Jadi Prioritas Utama PEN
Suci yang sudah 3 tahun menjadi anggota koperasi mengaku mendapat tambahan modal pinjaman sebesar Rp20 juta, kini Ia sudah memiliki usaha tambahan yakni usaha jual sembako setelah mendapat penambahan modal.
"Sebelumnya penghasilan saya dari menjahit hanya sekitar Rp2,5 juta/bulan, sekarang bisa bertambah menjadi Rp4-5 juta/bulan dan dengan bunga yang relatif kecil, saya tidak pernah sekalipun terlambat dalam pengembalian modal" tandas Suci.
Tak jauh berbeda dengan Suci, anggota Produsen Osseda Faolala, yang berada di wilayah Nias Selatan 2, Liami Lase mengaku sangat terbantu dengan modal pinjaman berbunga yang lebih murah dari yang sebelumnya yang diberlakukan koperasinya.
Baca Juga: Guna Pulihkan Ekonomi dan Ciptakan Lapangan Kerja, Sandiaga Dorong UMKM Berdaya Saing Global
“Dengan modal pinjaman sebesar Rp10 juta, saya dapat memberi tambahan modal usaha suami untuk menjalankan usaha dibidang kerajinan tangan dari tanah liat,” ucap Liami.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar