Jangan Fokus Pada Keterbatasan Gender! CEO Pinhome Buktikan Perempuan Bisa Jadi Female Leader
Perempuan telah membuktikan berkali-kali bahwa ketika mereka memiliki kesempatan mereka dapat naik ke kesempatan dan memimpin dengan kekuatan, rasa hormat, dan empati. Perempuan dapat bekerja, melakukan pekerjaan domestik hingga mendidik anak sekolah untuk belajar dari rumah akibat fenomena pandemi. Multiperan ini juga berlaku bagi mereka dalam suatu pekerjaan. Jadi bagian dari satu perusahaan, CEO sekaligus Founder Pinhome Dayu Dara Permata akan berbagi kisahnya.
Menurutnya, memiliki lebih banyak perempuan dalam posisi kepemimpinan tidak hanya akan membantu membimbing dunia menuju tempat di mana kesetaraan gender adalah norma, tetapi juga akan membantu menggambarkan masa depan kemungkinan tak terbatas bagi gadis-gadis muda, sehingga mereka juga dapat berjuang untuk tujuan menjadi pemimpin yang tangguh suatu hari nanti.
Dengan inovasi dan ide yang dikembangkan, kata Dara, saat ini perkembangan teknologi yang melesat membuat masyarakat dipermudahkan oleh berbagai layanan tanpa harus beranjak. Misalnya saja Pinhome, perusahaan yang didirikannya merupakan platform e-commerce properti yang turut menjawab tantangan kemajuan teknologi. Dalam perjalanan teknologi saat ini, menurutnya, memiliki sebuah hunian adalah impian dari setiap orang apalagi dengan akses informasi yang bisa dicapai kapan pun di mana pun.
Baca Juga: Nasib CEO Twitter Parag Agrawal Masih Belum Jelas, Tapi Bakal Dapat Rp600 M Kalau Dipecat
Lalu bagaimana tanggapan Dara soal Female Leader saat ini? Serta bagaimana teknologi serta inovasi yang dibawanya bisa memberikan dampak besar bagi dunia properti di Indonesia? Berikut adalah wawancara eksklusif dengan tim Warta Ekonomi beberapa hari yang lalu.
Bagaimana awalnya anda memiliki ide untuk membuat Pinhome?
Ya Pinhome berawal dari pengalaman saya pribadi. Dulu saya tinggal di indekos 9 meter persegi ketika saya kuliah. Kemudian setelah kuliah karena saya dan mungkin karena didikan keluarga juga sangat passion tentang properti, saya berjanji ke diri saya ketika nantinya punya uang pertama kali, saya akan tabung beli properti. Nah akhirnya saya beli properti murah umur 22 tahun, setiap tahun saya beli satu properti dan properti ini bukan properti mahal-mahal ya, ini properti tanah yang harganya hanya ratusan ribu tapi saya mencoba belajar.
Saya sudah melakukan ini selama 10 tahun terakhir. Saya yang tadinya tinggal di indekos pada saat kuliah, lalu setiap tahun beli satu properti sampai sekarang punya lumayan banyak properti selama 10 tahun terakhir karena konsisten. Dulu saya hanya pemilik properti tapi sekarang saya jadi investor di bidang properti yang sangat-sangat passion soal properti dan saya mungkin salah satu dari hanya sedikit milenial yang punya akses terhadap kepemilikan rumah.
Menurut data Kementerian PUPR tahun 2019 hanya 12% milenial yang memiliki hunian nya sendiri dan 88% belum memiliki akses terhadap kepemilikan rumah. Nah, saya bertanya kenapa ya seperti itu? Lalu saya mencoba refleksikan perjalanan saya saat membeli properti ya saat cari rumah, apartemen gitu dari berbagai tipe properti yang pernah saya cari dan beli memang sangat penuh, full prosesnya untuk mendapatkan suatu properti yang cocok dengan kita.
Bisa dari spesifikasi, budget kita, keinginan kita, kriteria lokasi, itu tidak cuma 1/2 bulan gitu prosesnya, bahkan bisa berbulan-bulan bisa setengah tahun. Dan dalam proses itu saya mendapatkan informasi properti itu otodidak sekali, tidak ada sumber informasi yang saya bisa andalkan. Jadi saya harus cari-cari berbagai sumber. Nah itulah yang menjadi awalnya ide untuk membuat Pinhome, kami ingin membuat akses kepemilikan rumah terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia agar semua masyarakat Indonesia punya rumah huniannya, itu visi kami.
Untuk misinya kami hadir dengan membuat program teknologi platform e-commerce untuk transaksi properti yang bisa mengorganisir dan digitalisasi informasi dan interaksi antara seluruh stakeholder di sektor properti dari mulai dari properti owner, agen sampai propertiy service provider atau penyedia jasa di sektor properti.
Saat ini bisa dikatakan jarang menemukan sebuah perusahaan yang dipimpin oleh perempuan, walau ada tapi masih dalam angka yang kecil. Menurut Anda bagaimana seorang perempuan bisa memimpin perusahaan?
Secara statistik memang kepemimpinan perempuan di organisasi bisnis gitu ya, itu jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Kalau kita bicara properti ya khususnya sektor properti dan posisi sebagai pemimpin atau CEO mungkin presentasinya itu single digit atau 1 digit persentage dibandingkan laki-laki yang mungkin lebih dari 60% CEO perusahaan sektor properti itu adalah laki-laki gitu ya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: