Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Kembangkan Ganyong, Pangan Lokal Pengganti Beras dan Tepung Terigu

Kementan Kembangkan Ganyong, Pangan Lokal Pengganti Beras dan Tepung Terigu Kredit Foto: Kementan

Praktisi/Pakar Lingkungan Hidup Konsultan IT, ISWI, Nugroho Widhi Santosa mengatakan produk agribisnis berbasis ganyong dapat berupa pangan, tepung, pati, bahan pembawa obat, kosmetik, dan sebagainya. Di pasar global, perlu adanya standarisasi produk yaitu dengan memelihara kompetensi pelaku agribisnis umbi ganyong agar tetap kompeten.

"Juga perlu membuat standarisasi tepung atau pati yang berkualitas internasional dan menjaga produk budidaya tanaman umbi ganyong yang berkualitas," katanya.

Baca Juga: Ketersediaan Beras Surplus, Kementan Tinjau Gelaran Pangan Murah di Lamongan

Secara terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi mengatakan Indonesia memiliki potensi bahan pangan lokal sangat besar yang bisa diolah untuk memenuhi kecukupan gizi pada anak. Kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun memprioritaskan diversifikasi pangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan ekspor pangan.

"Sebagian olahan bahan pangan lokal Indonesia bahkan sudah diekspor ke berbagai negara, tetapi tidak dipasarkan di dalam negeri," ujarnya.

Baca Juga: Selesai Ekspor ke Cina, Kementan Dukung Sarang Burung Walet Tembus Pasar Amerika dan Eropa!

Lebih lanjut Suwandi mengatakan Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman. Dengan potensi bahan pangan yang sangat besar tersebut, masyarakat Indonesia seharusnya sangat mampu untuk melakukan diversifikasi pangan, yaitu tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja, termasuk dalam memenuhi kebutuhan gizi anak.

"Beberapa bahan pangan lokal Indonesia yang memiliki potensi cukup tinggi antara lain ubi kayu atau singkong, ubi jalar, jagung, sorgum, talas, ganyong, gadung, gembili, garut, porang, hanjeli, dan hotong," tandasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: