PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) berhasil menyalurkan total kredit sebesar Rp142,37 triliun per 31 Maret 2022 (kuartal I 2022), tumbuh sebesar 7,3% year-on-year (yoy) dari Rp132,68 triliun per 31 Maret tahun lalu. Pada periode yang sama, Bank BTPN juga mencatat peningkatan aset sebesar 10% yoy menjadi Rp192,40 triliun, dari Rp 174,72 triliun.
Pertumbuhan kredit Bank BTPN ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan yakni 6,65% yoy yang dilaporkan Bank Indonesia (BI) untuk periode yang sama.
“Bank BTPN berhasil membukukan kinerja yang baik dalam penyaluran kredit pada kuartal pertama tahun ini sejalan dengan strategi kami dan memanfaatkan momentum pertumbuhan yang optimis,” kata Kaoru Furuya, Plt Direktur Utama Bank BTPN, hari ini (28/4/2022), di Jakarta. Baca Juga: BTPN Syariah Cetak Kinerja Ciamik di Kuartal I 2022, Laba Hingga Penyaluran Kredit Meningkat
“Kami berharap pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat seiring dengan meredanya pandemi COVID-19,” tambahnya.
Adapun pertumbuhan kredit Bank didukung oleh upaya untuk senantiasa menjaga kualitas kredit. Selain itu, Bank juga senantiasa memonitor kualitas portofolio kreditnya ditengah situasi eksternal yang sangat dinamis termasuk masih adanya dampak dari COVID-19.
Di bulan Maret tahun 2022 Bank BTPN membukukan penambahan biaya kredit, biaya kredit triwulan kesatu tahun 2022 meningkat dari Rp164 miliar menjadi Rp435 miliar (sebagian besar dari segmen korporasi), sehingga mempengaruhi laba bersih konsolidasi Bank BTPN setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 23% yoy menjadi Rp752 miliar dari Rp971 miliar.
Rasio gross NPL per akhir Maret 2022 adalah sebesar 1,40%, sedikit lebih rendah dari rasio gross NPL yang dilaporkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 1,42%. Sebagai informasi, Bank Indonesia melaporkan rasio gross NPL pada akhir Februari sebesar 3,08%.
Terkait Dana Pihak Ketiga, Bank BTPN berhasil meningkatkan saldo dana pihak ketiga untuk mendukung pertumbuhan kredit bank. Dana pihak ketiga tercatat bertumbuh 8% yoy menjadi Rp106,73 triliun pada 31 Maret 2022, dibandingkan Rp98,93 triliun pada tahun sebelumnya.
Peningkatan Dana Pihak Ketiga tersebut terutama berasal dari saldo CASA yang tumbuh sebesar 21% yoy menjadi Rp37,02 triliun dan saldo deposito yang tumbuh sebesar 2% yoy menjadi Rp69,71 triliun. Rasio CASA meningkat menjadi 34,7% pada 31 Maret 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 30,9%.
Bank BTPN melanjutkan upaya untuk memangkas cost of fund (Rupiah) dari 3,8% menjadi 2,9% dengan tetap dipertahankannya suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Pendapatan bunga bersih naik sebesar 2% yoy menjadi Rp2,85 triliun pada kuartal pertama tahun ini, dari Rp2,78 triliun, dikontribusikan oleh pertumbuhan kredit dan penurunan beban bunga sebesar 17% yoy menjadi Rp818 miliar dari Rp991 miliar dengan meningkatnya saldo CASA serta menurunnya suku bunga time deposit, namun di sisi yield terjadi penurunan sehingga berdampak pada lebih rendahnya NIM dari 6,75% pada triwulan I 2021 menjadi 6,40% pada triwulan I 2022.
Rasio likuiditas dan pendanaan tetap sehat, liquidity coverage ratio (LCR) berada pada 203,5% dan net stable funding ratio (NSFR) pada 117,9% per 31 Maret 2022. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) juga tetap sehat sebesar 25,6% per akhir Maret 2022.
Sementara itu, Jenius (produk digital banking Bank BTPN) melaporkan 3,78 juta pengguna pada akhir Maret, meningkat sebesar 19% dari 3,2 juta pada tahun sebelumnya, dan simpanan pihak ketiga sebesar Rp16,2 triliun, naik sebesar 13% dari Rp14,3 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman