Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: Soal Krisis Minyak Goreng, Airlangga Tunjukkan Dedikasinya

Pengamat: Soal Krisis Minyak Goreng, Airlangga Tunjukkan Dedikasinya Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Robi Nurhadi menilai bahwa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah menunjukkan dedikasinya dalam menyelesaikan krisis minyak goreng (migor).

Begitu pula menurutnya saat menyampaikan kebijakan pemerintah soal larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya yang berubah dalam waktu singkat sehingga sampai harus melakukan konferensi pers kembali.

"Kalau AH (Airlangga Hartarto) gak dedikatif, pasti lamban merespon perintah presidennya!" ujar Robi Nurhadi dalam keterangannya, Sabtu (30/4/2022).

Baca Juga: Menko Airlangga Ungkap Ekspor Minyak Goreng Akan Dibuka Kembali, Asalkan...

"Jadi anak buah presiden memang harus begitu. Harus siap jalankan perintah ini dan itu. Hari ini lakukan ini, besok lakukan itu. Yah, resiko," tegasnya.

Robi menyampaikan bahwa kasus minyak goreng merupakan persoalan besar. Dalam penanganannya pun diperlukan orang yang tepat. Baginya, Airlangga yang siap tampil dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan itu.

"Krisis migor itu kan situasi tidak 'saleh' dan tidak diharapkan siapa pun. Maka perlu seseorang yang tetap 'saleh' dalam menangani situasi yang tidak saleh. Dan Airlangga Hartarto mau melakukan itu," jelasnya.

Masih terkait larangan ekspor minyak goreng, ia menilai bahwa Airlangga telah menerjemahkan larangan ekspor CPO "Jilid Satu" dengan pilihan yang tetap menjaga agar pabrik-pabrik pengolahan sawit beroperasi. Dengan begitu para pekerja terkait masih bisa makan.

Baca Juga: Pemerintah Jangan Loyo! Tindak Produsen Nakal Penyebab Migor Curah Mahal

"Saya yakin langkah AH memilah mana yang dilarang ekspor dan mana yang boleh, sudah mendapat persetujuan presiden. Kan AH gak mungkin gak faham mekanisme kerja dengan bosnya itu," jelas Robi yg merupakan Kepala Pusat Penelitian Universitas Nasional ini.

Ia juga menuturkan sangat memahami langkah "Sapujagad" Presiden Joko Widodo yang melarang ekspor CPO dan produk turunannya tersebut. 

"Bagus. Itu terapi kejut untuk para pengusaha yang masih nakal. Dikasih hati minta jantung. Diberi kesempatan tapi diabaikan. Akibatnya rakyat jadi korban. Duitnya jadi berkurang untuk beli makanan yang lain karena uang buat beli minyak goreng jadi nambah," tuturnya.

"Dan untuk larangan ekspor CPO "Jilid Dua" itu AH langsung gercep! Ga ada basa-basi. AH berikan sanksi tegas ke para pelanggar. Siapa pun dia," pungkas Robi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: