Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prabowo ke Jatim dan Jateng Dinilai Gak Ngaruh, 'Mereka Sudah tutup buku terhadap Prabòwo'

Prabowo ke Jatim dan Jateng Dinilai Gak Ngaruh, 'Mereka Sudah tutup buku terhadap Prabòwo' Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menilai safari politik Prabowo Subianto pada momen lebaran tampaknya untuk persiapan Pilpres 2024.

"Kunjungan ke pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi indikasi kuat Prabowo sudah siap untuk pencapresan 2024. Dua provinsi itu sengaja dikunjungi setidaknya untuk memperkuat dukungan kepadanya," kata Jamil kepada Warta Ekonomi.

Hal itu dilakukannya karena pada Pilpres 2014 dan 2019 Prabowo kalah di dua provinsi tersebut. Prabowo tidak ingin mengulangi kekalahan itu sehingga merasa perlu mendatangi pesantren berpengaruh di dua provinsi tersebut.

"Harapannya tentu untuk meningkatkan elektabilitas menjelang Pilpres 2024. Setidaknya peningkatan elektabilitas itu dapat diperolehnya dari warga NU di Jatim dan Jateng yang pada pilpres sebelumnya lebih banyak memilih Joko Widodo," pungkasnya.

"Upaya untuk meningkatkan elektabilitas semakin jelas dengan disempatkannya berkunjung ke Khofifah saat bersafari ke Jatim. Prabowo perlu mendapat dukungan dari Khofifah karena memang berpengaruh di Jatim dan sosok yang mengakar di warga nahdliyin," paparnya.

Jadi, kalau Khofifah bisa diajak menjadi bagian gerbongnya, maka Prabowo berharap elektabilitasnya di Jatim akan moncer. Hal itu diperlukannya agar Prabowo pada Pilpres 2024 dapat menang di Jatim.

"Di Jawa Tengah, Prabowo tampaknya sengaja bersafari ke kiai berpengaruh. Sebab, peluang mendapat dukungan akan lebih besar daripada Prabowo berlunjung ke tokoh nasionalis. Sebab, kubu nasionalis di Jateng sudah sangat sulit untuk berpaling dari PDIP," tuturnya.

"Namun demikian, safari politik Prabowo itu tampaknya tidak akan signifikan meningkatkan elektabilitasnya. Sebab, kalangan Islam sudah banyak yang kecewa terhadap Prabowo setelah ia menjadi bagian kabinet Jokowi," tuturnya.

"Mereka tampaknya sudah berpaling dari Prabowo. Bagi mereka, Prabowo hanya dinilai sebagai bagian masa lalu. Mereka sudah tutup buku terhadap Prabòwo," jelasnya.

Jamil juga menilai Prabowo tampaknya akan lebih memilih Puan menjadi pasangannya. Puan dinilai lebih menguntungkan untuk memuluskan Prabowo maju pada pilpres 2024.

"Sementara Khofifah tampaknya akan tetap di Jawa Timur. Khofifah kemungkinan akan diusung Gerindra untuk ikut Pilgub pada Pilkada serentak 2024. Sementara Khofifah diharapkan dapat mengamankan suara untuk Prabowo pada Pilpres 2024," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: