Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Harus Tetap Nol Covid-19 Jika Tak Ingin Membuat Xi Jinping Murka

China Harus Tetap Nol Covid-19 Jika Tak Ingin Membuat Xi Jinping Murka Xi Jinping | Kredit Foto: Instagram/Xi Jinping
Warta Ekonomi, Beijing -

Presiden China, Xi Jinping, mengeluarkan peringatan keras terhadap siapa pun yang mempertanyakan kebijakan nol-Covid negaranya, aturan karantina ketat yang kini memicu ketidakpuasan publik dan berimbas negatif pada ekonomi China.

Pada pertemuan yang dipimpin oleh Xi Jinping belum lama ini, Komite Tetap Politbiro tertinggi Partai Komunis yang saat ini berkuasa telah berjanji untuk dengan teguh mematuhi kebijakan umum 'nol-Covid yang dinamis', dan dengan tegas melawan kata-kata dan tindakan apa pun yang memecah, meragukan, atau menyangkal kebijakan pencegahan epidemi negara. 

Baca Juga: Pesan Xi Jinping buat Dunia: China Tanpa Henti Genjot Pembangunan Infrastruktur

Menurut media nasional negara, Xi baru pertama kali menyampaikan "pidato penting" pada pertemuan tersebut, pernyataan publik terkait pertempuran China melawan Covid sejak kehebohan publik meletus atas karantina super ketat di Shanghai.

"Pencegahan dan strategi kontrol kami ditentukan oleh misi dan visi partai, kebijakan kami dapat bertahan dari ujian sejarah, perhitungan kami terbukti efektif dan berdasarkan sains. Kita telah memenangi pertempuran untuk mempertahankan Wuhan dan kita pasti akan memenangkan pertempuran untuk memenangkan Shanghai," ucap panitia khusus (pansus) seperti dilansir dari Xinhua

Pansus juga menuntut kader memiliki “pemahaman yang mendalam, utuh dan menyeluruh” terhadap kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan pusat partai.

"Kita harus dengan tegas mengatasi masalah kesadaran yang tidak memadai, persiapan yang tidak memadai dan pekerjaan yang tidak memadai, dan dengan tegas mengatasi penghinaan, ketidakpedulian, dan pembenaran diri dalam pemikiran kita," jelas pansus.

Bagi sejumlah analis yang telah lama mengamati politik China, peringatan keras tersebut adalah tanda bahwa munculnya tekanan internal dari dalam partai melawan kebijakan nol-covid Xi Jinping.

"Peringatan keras tersebut seharusnya dibaca sebagai kritik langsung terhadap para pemimpin CCP lokal yang mempertanyakan kebijakan pemimpin pusat atau yang tidak berhasil menerapkan kebijakan tersebut. Dan sulit untuk tidak mendengar di dalam frasa ini tentang kecamanan 'pembenaran diri' dari para pemimpin di Shanghai," tulis David Bandurski, co-direktur China Media Project.

Pernyataan dari petinggi China tersebut mempertegas komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan karantina ketat hingga tes berskala besar untuk terus menangkal penyebaran varian Omicron sampai jangka waktu yang belum ditentukan. 

Wu Qiang, seorang analis politik di Beijing, menyatakan bahwa sejak April lalu, pertanyaan tentang bagaimana pemerintah harus menangani COVID-19 telah berkembang menjadi perbedaan pendapat di dalam partai.

Baca Juga: Pesan Xi Jinping buat Dunia: China Tanpa Henti Genjot Pembangunan Infrastruktur

"Pertama, pendapat terkait memilih untuk menerapkan nol-covid yang dinamis atau  pendekatan lebih fleksibel melawan Covid. Kedua, pendapat terkait pengelolaan Covid atau perkembangan ekonomi," jelas Wu Qaiang. 

Dengan pernyataan terakhir tersebut, Xi Jinping telah berkomitmen untuk menerapkan nol-covid demi menangkal penyebaran COVID-19. Bahkan, sejumlah media nasional, Xi Jinping kerap dilaporkan melakukan perencanaan dan perintah secara langsung terkait strategi nasional penanganan pandemi. 

Selama beberapa minggu terakhir, banyak warga Shangai yang meminta bantuan melalui sejumlah media sosial. Mereka mengeluhkan kekurangan makanan hingga akses medis. Bahkan beberapa di antaranya sampai sengaja memecahkan pot tanaman dan berteriak frustasi dari rumahnya. Situasi ini menjadi janggal di tengah negara yang biasanya selalu memendam perbedaan pendapatnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: