Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKT Berkomitmen Kurangi Emisi CO2 30 Persen pada 2030

PKT Berkomitmen Kurangi Emisi CO2 30 Persen pada 2030 Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bekomitmen mengurangi emisi CO2 mencapai 30 persen pada tahun 2030 yang dilakukan dengan mengurangi emisi karbon sebanyak sepertiga tiap satu dekade. Dengan demikian, diharapkan pada 2050 bisa tercapai bebas emisi karbon, upaya ini kian ditempuh melalui pendekatan geological atau biological untuk bisa menyerap CO2.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, di dalam menyusun rencana pengembangan perusahaan, atau yang biasa kami sebut PKT Growth Strategy, konsep ESG menjadi bagian tak terpisahkan agar dapat tumbuh di masa depan.

Baca Juga: Berhasil Cetak Puluhan SDM Andal Berkompeten, Program Magang Pupuk Kaltim Resmi Ditutup

"Kami memiliki visi untuk menjadi perusahaan kelas dunia di bidang agribisnis dan petrokimia. Untuk mencapai hal tersebut, kami telah mengusung tiga strategi, yaitu supply chain excellence, diversification excellence, dan geographical expansion excellence," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (13/5/2022).

Rahmad mengatakan, praktik-praktik ini tidak hanya sebagai upaya mengurangi jejak karbon, tetapi juga dapat memberikan dampak keberlanjutan dan multiplier effect positif baik bagi perusahaan, masyarakat sekitar, maupun negara.

Dalam praktiknya, PKT senantiasa melakukan green initiatives melalui pemanfaatan solar panel hingga mengeluarkan produk-produk yang eco-friendly, salah satunya adalah Smart Bioball.

Produk ini merupakan salah satu produk unggulan untuk mereklamasi lahan-lahan bekas tambang. Bekerja sama dengan Kaltim Prima Coal (KPC) yang merupakan open pit (mining) terbesar di dunia, Bioball yang mengandung seed dan nutrient ini nantinya diberikan ke open pit sehingga bisa mereklamasi lahan tambang KPC tersebut.

Pada bidang sosial, PKT juga telah melakukan beberapa hal, salah satunya marine biodiversity. Upaya ini menjadi penting karena kontribusinya nyatanya cukup besar untuk mempertahankan dunia yang terus hijau.

"Saat perusahaan menerapkan konsep-konsep ESG secara serius, nyatanya kinerja keuangan perusahaan justru makin meningkat dari tahun ke tahun," ujarnya.

Lanjutnya ke depan, perseroan akan terus melakukan pengembangan bisnis dan teknologi baru, termasuk yang difokuskan pada penyerapan CO2 untuk digunakan sebagai bahan baku produk lainnya serta mensubstitusi bahan baku gas alam dengan hidrogen berbasis EBT untuk menghasilkan Green Ammonia.

"Nantinya, tidak hanya Amonianya yang zero carbon fuel, proses produksinya pun tidak mengeluarkan karbon," tutup Rahmad.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: