Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Metaverse Si Dunia Virtual yang Sangat Digemari oleh Generasi Z

Metaverse Si Dunia Virtual yang Sangat Digemari oleh Generasi Z Kredit Foto: Unsplash/Uriel Soberanes
Warta Ekonomi, Jakarta -

Metaverse kian populer, teknologi 3D ini kerap diperbincangkan karena memungkinkan seseorang untuk mengalami dunia nyata melalui dunia virtual tanpa bingkai apapun. Metaverse memiliki peluang yang tak terbatas hampir semua, khususnya bisnis, ekonomi, pendidikan, IT, dan hiburan.

Kalangan modern terutama Gen-Z (generasi Z atau i-generation yang lahir antara tahun 1996- 2010) menikmati dunia virtual yang mendekati nyata yakni Metaverse. Sebenarnya, apa itu meteverse? Kata metaverse sendiri hingga kini belum bisa didefinisikan secara pasti. Seorang penulis kelahiran Maryland, Amerika, Neal Stephenson-lah yang pertama kali menciptakan istilah metaverse dalam novelnya 'Snow Crash' pada 1992.

Mudahnya, meteverse merupakan dunia virtual yang memungkinkan penggunanya saling terhubung. Selain bisa berkomunikasi, bekerja, bermain, antar pengguna juga dapat bertransaksi layaknya di dunia nyata. Metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality, augmented reality (AR), dan video. Kombinasi tiga teknologi tersebut memungkinkan penggunanya berada di dunia digital bernama metaverse. Metaverse bisa berupa konser, konferensi hingga perjalanan virtual keliling dunia.

Baca Juga: Metaverse dan Segala Kemewahannya, Apakah Aman dari Semua Ancaman dan Risiko?

Agar bisa masuk di dunia virtual 3D ini, kita harus mengenakan headset atau kacamata AR. Dunia ini digadang-gadang akan menjadi dunia maya yang paralel dengan kehidupan nyata. Metaverse lebih banyak dinikmati Gen-Z karena generasi muda inilah yang sekarang lebih menikmati kehidupan di dunia virtual dan adanya pengalaman digital yang tinggi.

Untuk mengetahui lebih rinci mengenai persepsi Gen-Z akan metaverse, Advisia bersama dengan WIR Global White Paper Project Metaverse. Di samping untuk mengulik persepsi Gen Z, proyek ini juga berupaya menjelajahi kegunaannya secara optimal, serta menghasilkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti bagi perusahaan.

Baca Juga: Metaverse dan Segala Kemewahannya, Apakah Aman dari Semua Ancaman dan Risiko?

Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari 194 responden berusia 18-24 tahun. penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 62,9% responden memiliki minat terhadap kepemilikan alat realitas virtual. Sementara itu, 3,76% responden memiliki alat realitas visual. Dari hasil penelitian tersebut, terdapat 69,35% pemuda Indonesia yang disurvei menunjukkan sikap positif terhadap metaverse serta 65,81% di antara responden yang mengeluarkan uang untuk metaverse.

Sandy Permadi, Pendiri Advisia menyampaikan, berharap berharap agar perusahaan-perusahaan saat ini memanfaatkan respons positif kaum Gen Z terhadap metaverse tersebut dengan tepat. "Harapannya, mereka dapat melakukan penetrasi ke metaverse serta mengadopsinya dengan lebih tepat," ungkap Sandy.

Dengan banyaknya permasalahan yang ada, metaverse diharapkan dapat memajukan di berbagai sektor, termasuk real estate, pendidikan, layanan keuangan, ritel, hiburan, otomotif, berbagai barang konsumsi, dan lainnya.

Sandy mengimbuhkan, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan masa depan yang sedang berkembang. "Di antaranya dengan melakukan penilaian, menerapkan pendekatan berbasis fakta dan mengembangkan strategi untuk memasuki pasar metaverse, serta mengembangkan pengetahuan pasar dan keahlian operasional untuk memanfaatkan latar belakang demografi, teknis, dan hukum yang menguntungkan agar berhasil masuk ke metaverse," jabarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: