Metaverse dan Segala Kemewahannya, Apakah Aman dari Semua Ancaman dan Risiko?
Istilah Metaverse menjadi topik cukup panas saat ini. Semakin banyak merek berusaha untuk menaklukkan Metaverse menggunakan berbagai format integrasi. Misalnya, Gucci menciptakan dunianya sendiri di metaverse Sandbox. Merek mewah ini telah mengumumkan bahwa mereka akan membeli tanah virtual di The Sandbox untuk mulai membangun dunianya.
Pada saat yang sama, restoran NFT pertama, the Flyfish Club, dibuka di New York. Pelanggan harus membeli kartu keanggotaan NFT untuk masuk ke dalamnya. Jumlah tempat di klub terbatas: pemilik telah mengeluarkan 2,7 ribu token, menyediakan entri untuk anggota reguler dan 385 token untuk tamu tingkat atas. Keanggotaan permanen akan dikenakan biaya sebesar 2,5 Ethereum, atau sedikit di atas 8,000 dolar, di mana para tamu dapat mengakses bar koktail, restoran, dan acara pribadi.
Baca Juga: Layanan Metaverse Efektif di Indonesia Tahun 2025, Asalkan...
SoftBank Group Corp. menginvestasikan sebesar 150 juta dolar dalam platform metaverse Korea Selatan yang telah mengumpulkan banyak pengguna wanita muda dengan menjual item high-fashion untuk avatar 3-D.
Mengingat tingkat promosi sensasionalnya, pasti akan ada efek ekonomi yang tak terelakkan. Menurut perkiraan VR dan AR PWC, teknologi ini dapat berdampak pada 23 juta pekerjaan pada tahun 2030. Hal ini, dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,92 triliun dolar. Salah satu alasannya adalah bahwa teknologi yang digunakan di Metaverse dapat meminimalkan kesenjangan antara teori dan praktik.
Baca Juga: Tak Mau Ketinggalan Hype Metaverse, Jack Ma Rogoh Investasi ke Startup Kacamata Augmented Reality
Melansir siaran pers Kaspersky, Jumat (1/4/2022) dalam perspektif korporasi Metaverse dapat berguna bagi pengguna untuk bermain dan menghabiskan waktu di ruang virtual. Pada saat yang sama, bisnis juga dapat memperoleh manfaat dari penggunaan ruang digital. Salah satu opsi yang paling jelas adalah meningkatkan pengalaman, pelatihan dan edukasi bagi karyawan.
Selain itu Metaverse memberikan pengalaman belajar interaktif baru dalam VR, AR, dan Mixed reality yang memungkinkan orang untuk belajar lebih cepat, menyimpan informasi dengan lebih baik, dan menikmati prosesnya. Sebuah studi PWC baru-baru ini dikhususkan untuk penggunaan VR untuk pengembangan soft skill menemukan karyawan yang terlatih dalam simulasi realitas virtual belajar empat kali lebih cepat daripada pelajar di kelas dan dua kali lebih cepat dari pelajar online.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: