PSI Ingatkan Indonesia Jangan Sampai Kecolongan, Sampai Singung-Singgung Zaman Soeharto
Juru Bicara DPP PSI Sigit Widodo menilai sejarah reformasi 1998 perlu masuk kurikulum pendidikan di sekolah.
Menurut dia, Indonesia jangan sampai kecolongan seperti Filipina yang mengangkat anak diktator sebagai presiden.
Baca Juga: PDIP dan PSI Sibuk Komentari Kunjungan Anies ke Eropa, Relawan: Cari Kritik Itu yang Masuk Akal
Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr terpilih sebagai Presiden Filipina merupakan anak Ferdinand Marcos Sr yang dikenal sebagai diktator.
"Jadi, jangan sampai Indonesia kecolongan anak diktator kembali berkuasa setelah 36 tahun (rezim Presiden Soeharto, red), seperti di Filipina," ucap Sigit kepada GenPI.co, Minggu (15/5).
Sigit menjelaskan Indonesia juga sempat merasakan masa kelam dipimpin Presiden Soeharto yang dikenal diktator.
Dia menilai pemerintah seharusnya bisa belajar dari kejadian Filipina karena pemudanya melupakan sejarah.
"Generasi muda perlu lebih memahami mengapa rakyat Indonesia melakukan reformasi pada 1998 untuk menumbangkan Soeharto dan rezim Orde Baru," jelasnya.
Dia pun menekankan pentingnya pemerintah memasukkan sejarah reformasi 98 masuk kurikulum pendidikan di Indonesia.
Menurut Sigit, pemuda di Indonesia harus memahi arti sejarah agar kejadian di Filipina tidak terjadi.
"Indonesia sebaiknya memasukkan sejarah reformasi sejak dari sekolah," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar
Tag Terkait: