Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sentimen Positif Saham-Saham Sektor Farmasi Masih Kuat

Sentimen Positif Saham-Saham Sektor Farmasi Masih Kuat Kredit Foto: SAP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan farmasi sebagai industri yang menjanjikan di masa depan mempengaruhi nilai-nilai saham perusahaan yang bergerak di sektor ini. Technical Analyst BCA Sekuritas, Achmad Yaki Yamani mengungkapkan setidaknya ada dua kelebihan farmasi dibandingkan sektor lain terutama dalam hal nilai sahamnya.

Pertama, kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi vitamin dan suplemen serta produk kebersihan seperti masker, hand sanitizer dan disinfektan dalam gaya hidup mereka berpotensi meningkatkan penjualan produk-produk tersebut.

“Kedua, asing bisa masuk dan berinvestasi hingga ke level 100%. Apalagi farmasi juga termasuk industri padat karya yang didukung beberapa kebijakan pemerintah,” tuturnya saat dihubungi di Jakarta (17/5).

Meski tren revenue beberapa emiten mulai menurun pasca Covid-19, serta pendapatan rumah sakit juga rata-rata menurun lebih dari 10%, namun saham farmasi masih tetap menarik untuk dikoleksi.

Salah satunya adalah PT Phapros Tbk (PEHA) yang kinerjanya pada periode tersebut tumbuh 19%. “PEHA masih menarik karena revenuenya masih tumbuh 19% dengan pendapatan dari pihak berelasi juga tumbuh 28%, sebagian dari penjualan obat, suplemen dan produk kesehatan,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Senior Equity Research Analyst Emtrade William Siregar. Tren saham-saham di industri farmasi tahun 2022 masih prospektif meskipun tidak seagresif pada dua tahun terakhir saat penyebaran Covid 19 tidak terkendali.

Tahun ini, ungkapnya, permintaan kebutuhan obat imunitas masih cukup tinggi terutama segmen multivitamin dan menjadi fokus emiten sektor tersebut dalam pengembangan produk.

“Kebutuhan akan imunitas dan meningkatnya kepedulian akan kesehatan akan selalu bertumbuh ke depan, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya taraf hidup masyarakat,"tambahnya.

Baca Juga: Jumlah Penumpang Pesawat Tumbuh 200%, Bisnis Penerbangan Mulai Bangkit

Meski demikian, faktor eksternal kini mulai mempengaruhi bisnis farmasi, mulai dari pelemahan rupiah, terganggunya rantai pasokan secara global, sampai kepada meningkatnya biaya pengiriman.
 
“Kami melihat risiko ini yang perlu diantisipasi bagi sektor farmasi pada tahun 2022 ini. Dan jika berbicara investasi, secara bisnis sektoral, saham PEHA harusnya masih prospektif,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: