5 Hoaks yang Bantu Marcos Jr Menangi Pilpres Filipina, Rezim Diktator Diklaim Zaman Keemasan
3. Zaman Keemasan
Laman-laman pro-Marcos telah berusaha menggambarkan kediktatoran Ferdinand Marcos sebagai 'zaman keemasan' perdamaian dan kemakmuran, alih-alih rezim yang kejam dan korup yang memiskinkan negara itu.
Salah satunya mengeklaim bahwa Filipina adalah negara terkaya kedua di Asia setelah Jepang selama rezim Marcos. Klaim tersebut diunggah di Facebook pada Maret 2020 dan dibagikan sekitar 300 kali.
Namun, menurut para ahli, data ekonomi pada zaman Marcos menceritakan kisah yang sangat berbeda. Produk domestik bruto Filipina beranjak dari peringkat ke-5 di Asia pada awal pemerintahan diktator tersebut menjadi ke-6 pada 1985, saat negara itu mengalami resesi yang dalam.
Unggahan lain di Facebook pada Oktober 2020 mengeklaim Marcos dan Jose Rizal mendirikan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Klaim ini dibagikan hampir seratus kali. Padahal, kedua lembaga tersebut dibentuk pada 1944, 5 dekade setelah kematian Rizal dan 2 dekade sebelum Marcos terpilih sebagai presiden Filipina.
4. Tak ada korupsi
Mahkamah Agung Filipina menyatakan pada 2003 bahwa pendapatan sah Marcos dan istrinya, Imelda, selama 20 tahun berkuasa adalah USD 304.372,43. Namun, lebih dari USD 658 juta ditemukan di rekening bank Swiss mereka.
Pengadilan pun memerintahkan mereka mengembalikan uang di bank Swiss itu kepada pemerintah. Ini baru sebagian kecil dari dugaan USD 10 miliar yang dijarah dari kas negara selama rezim.
Namun, akun Facebook 'Ghee Vin Walker' mengeklaim pada 2018 bahwa tak ada pengadilan yang pernah memutuskan keluarga Marcos mencuri uang dari kas negara. Klaim ini dibagikan hampir 9 ribu kali.
Banyak warga Filipina telah tertipu, sehingga percaya bahwa Marcos menghasilkan kekayaannya ketika ia menjadi pengacara, sebelum menjadi presiden. Salah satu klaim yang diunggah di laman Facebook 'Gabs TV' pada September 2020 menegaskan kalau Marcos menerima pembayaran emas besar-besaran dari klien pada 1949.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: