Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, karena UAS Disebut Ekstremis, MUI Dibuat Tersinggung: Itu Menyakitkan

Duh, karena UAS Disebut Ekstremis, MUI Dibuat Tersinggung: Itu Menyakitkan Kredit Foto: Instagram/Ust. Abdul Somad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Sudarnoto Abdul Hakim mengaku tersinggung dengan alasan Kementerian Dalam Negeri Singapura yang mendeportasi Ustaz Abdul Somad (UAS) ke negaranya.

Sudarnoto mempertanyakan maksud Kemendagri Singapura yang menyebut UAS sebagai penceramah pro-ekstremis.

Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Tak Bisa Masuk Singapura, Fahri Hamzah: Capresnya Pasti...

Menurut Sudarnoto, alasan tersebut sangat mengganggu perasaan sosial keagamaan di Indonesia, apalagi cap ekstremis dikaitkan dengan konflik Israel-Palestina.

"Itu menyakitkan. Saya tersinggung dengan pernyataan Singapura,” tutur Sudarnoto kepada GenPI.co, Rabu (18/5).

Sudarnoto mengatakan memandang konflik Israel-Palestina harus dengan hati yang jernih.

Namun, dirinya memaklumi sikap Singapura karena negara tersebut sebenarnya punya hubungan diplomatik dengan Israel.

Oleh karena itu, menurut dia, sikap Israel pun akan diamini Singapura.

“Israel itu negara yang diciptakan secara tidak fair dan terus melanggengkan politik apartheid. Yang teroris itu sebenarnya Israel,” ungkap Sudarnoto.

Dia mengatakan perlawanan rakyat Palestina merupakan perjuangan merebut kemerdekaan di tanah mereka sendiri.

“Nah, Singapura tampaknya mengaitkan UAS dengan perlawanan Palestina, yang pada akhirnya disebut sebagai teroris. Itu tidak benar, apalagi mereka tak punya bukti,” tambahnya.

Seperti diketahui, Kemendagri Singapura akhirnya buka suara soal alasan ditolaknya kunjungan UAS ke negaranya.

Dalam situs resminya, ternyata khotbah UAS tentang konflik Israel-Palestina disorot Pemerintah Singapura.

Mereka menyebut UAS penceramah ekstremis dan mengajarkan segregasi yang tidak dapat diterima masyarakat Singapura.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: