Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wapres Ma'ruf Amin: Indonesia Meraih Peringkat 4 Global Islamic Economy Indicator

Wapres Ma'ruf Amin: Indonesia Meraih Peringkat 4 Global Islamic Economy Indicator Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memperhatikan laporan SGIE 2022, Indonesia tercatat kembali meraih peringkat 4 Global Islamic Economy Indicator secara keseluruhan. Capaian ini ditopang oleh sektor-sektor halal unggulan yang tetap tumbuh di tengah desakan pandemi.

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin Salah satu yang menggembirakan adalah sektor makanan halal yang naik ke peringkat ke-2. Jika diperhatikan datanya, terjadi peningkatan ekspor makanan halal Indonesia ke negara-negara OKI. Begitu pula kodifikasi ekspor produk halal yang terintegrasi, diakui sebagai inovasi yang mendongkrak peringkat sektor ini.

Baca Juga: Bertemu Sri Mulyani, Wapres Harap Rapat Pleno KNEKS ke-2 Bahas Program Peningkatan Kewirausahaan

"Sektor makanan halal menarik untuk dicermati karena dunia saat ini menghadapi persoalan yang sama, yaitu keamanan pangan. Inflasi harga dan gangguan rantai pasok akibat krisis iklim maupun kondisi geopolitik, justru membuka peluang peningkatan perdagangan intra-OKI, investasi pada riset dan inovasi teknologi pangan hingga digitalisasi sistem ketertelusuran halal," jelas Wapres saat memberikan sambutannya di acara Halal Industri Event 2022 di Halal Center Indonesia, Thamrin City Lantai 1, Jakarta, Selasa (24/05/2022).

Menurut Wapres, capaian Indonesia pada sektor makanan halal juga memilki modal dan potensi yang besar. Dalam hal ini, mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia.

"Hanya saja, perlu terobosan-terobosan baru yang konkret dan implementatif. Maka saya tegaskan, menegaskan kembali bahwa pekerjaan besar ini menuntut keterlibatan seluruh sektor dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah untuk saling menyangga dan bekerja sama, sebagaimana prinsip saling tolong menolong (ta’awun) dalam Islam," tegas Wapres.

Wapres menekankan, Tanpa dukungan riset dan inovasi, kita akan kehilangan peluang besar untuk ekspor produk halal, baik ke negara-negara OKI maupun non-OKI. Selain itu, kolaborasi riset akan mendorong inovasi pada industri produk halal, termasuk untuk memenuhi kebutuhan bahan dan produk substitusi impor.

"Ke depan, kita harus mampu meningkatkan produktivitas komoditas unggulan yang bernilai tambah dan berdaya saing untuk memenuhi pasar ekspor maupun substitusi impor," ujar Wapres.

Selain itu, Wapres juga berpesan, untuk industri besar dan industri kecil untuk saling menyongkong. Untuk itu, Wapres meminta BRIN agar memperkuat kolaborasi dengan BPJPH, BPOM, KNEKS, pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun elemen masyarakat lainnya. Maka diharapkan seluruh pihak terkait dapat merespons sesuai kewenangannya, seraya terus memperluas kerja sama di berbagai sektor ekonomi syariah

Baca Juga: Bela UAS, Ahmad Dhani Serukan Boikot Singapura, Madzo Pray: Itu Udah Pas, Kadrun di Indonesia Saja!

"Berharap industri besar dapat mendukung UMKM, di antaranya melalui fasilitasi inkubasi bisnis, pendanaan kreatif, penguatan kapasitas dan literasi, maupun pengintegrasian global halal hub," harap Wapres.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: