Ekonom Ryan Kiryanto mengatakan, keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) hari ini, Selasa (24/5/2022), yang tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5%, dibarengi dengan suku bunga Deposit Facility 2,75% dan Lending Facility 4,35%, merupakan keputusan taktis yg tepat.
"Di saat kurva ekonomi sedang menanjak atau bertumbuh, maka level suku bunga acuan dipertahankan yang memberikan spirit dan sinyal dovish atau akomodatif," ujar Dia kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Menurutnya, BI juga tepat mengoptimalkan kebijakan non suku bunga acuan (makroprudensial) dengan menaikkan rasio GWM secara terukur mengingat likuiditas perbankan masih sangat ample. Bahkan BI juga memberikan insentif berupa remunerasi bagi bank yang mampu memenuhi persyaratan atau kriteria yang ditetapkan oleh BI terkait pemenuhan GWM. Baca Juga: Ini Alasan BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50%
"Spirit pro pertumbuhan juga terlihat kuat dari penyediaan insentif bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas dan UMKM. Bahkan cakupan subsektor prioritasnya pun diperluas dari sebelumnya hanya 38 subsektor menjadi 46 subsektor," jelasnya.
Perlu menjadi catatan bagi kalangan perbankan dan pelaku usaha bahwa kenaikan rasio GWM secara terukur memberikan sinyal bahwa strategi pengendalian inflasi tetap berjalan efektif tanpa harus mengendurkan stance kebijakan yang akomodatif dan pro pertumbuhan.
"Juga memberikan sinyal kuat bahwa perbankan dan dunia usaha seyogyanya bersiap diri untuk memasuki era new normal sebagaimana dilakukan oleh negara-negara lain yang sudah menormalisasi kebijakan ekonomi dan moneternya," tutur Ryan Kiryanto. Baca Juga: Normalisasi Kebijakan, BI Bakal Percepat Aturan Kenaikan GWM Bertahap
Sebagaimana diketahui, RDG BI pada 23-24 Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
"Keputusan ini sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar, serta tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tingginya tekanan eksternal terkait dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina serta percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju dan berkembang," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual hari ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman