Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Power Rusia dan China Bikin Korut Lolos dari Sanksi atas Program Senjata Nuklir

Power Rusia dan China Bikin Korut Lolos dari Sanksi atas Program Senjata Nuklir Kredit Foto: Reuters/Pierre Albouy
Warta Ekonomi, Beijing -

China dan Rusia telah memveto upaya untuk memperketat sanksi terhadap Korea Utara atas serentetan peluncuran rudal tahun ini.

Langkah Beijing dan Moskow itu sekaligus menjadi perpecahan pertama antara 5 negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, sejak badan paling kuat di PBB itu mulai memberikan sanksi kepada Pyongyang pada 2006.

Baca Juga: Ngeri, Korea Utara Tebar Kengerian di Tengah Joe Biden Kunjungi Korea Selatan

Tiga belas anggota dewan yang tersisa semuanya memberikan suara mendukung atas resolusi yang dirancang oleh Amerika Serikat (AS), dan mengusulkan pelarangan ekspor tembakau dan minyak ke Korut. Rencananya, resolusi juga akan memasukkan kelompok peretasan Lazarus ke daftar hitam, yang menurut AS terkait dengan Pyongyang.

Dewan Keamanan sebelumnya bersatu untuk memberlakukan sanksi setelah ledakan uji coba nuklir pertama Korut pada tahun 2006.

Selama bertahun-tahun berikutnya, sanksi atas negara itu berusaha makin diperketat, dengan total 10 resolusi dihasilkan. Resolusi-resolusi itu tidak lain ditujukan demi mengendalikan program nuklir dan balistik Korut beserta pemotongan pendanaannya.

Namun, sejauh ini, resolusi tersebut tidak membuahkan hasil.

Tahun ini saja, Korut melakukan total 23 peluncuran rudal, tiga di antaranya bahkan dilakukan hanya dalam waktu kurang dari satu jam pada Rabu (26/5) pagi.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menggambarkan pemungutan suara atas resolusi terbaru sebagai 'hari yang mengecewakan' bagi dewan.

"Dunia tengah menghadapi bahaya yang nyata dan sekarang dari DPRK (Korea Utara). Pengekangan dan keheningan dewan ini telah menghilangkan atau bahkan mengurangi ancaman itu. DPRK (malah) dibuat berani," ucap Thomas-Greenfield.

Washington telah menilai bahwa Korut melakukan enam peluncuran ICBM tahun ini dan, 'secara aktif negara itu bersiap untuk melakukan uji coba nuklir'.

China-Rusia, sementara itu, telah mendorong agar sanksi dilonggarkan dengan alasan kemanusiaan.

"Pengenalan sanksi baru terhadap DPRK (Korut) adalah langkah menuju jalan buntu. Kita telah menekankan ketidakefektifan dan ketidakmanusiawian untuk lebih memperkuat tekanan sanksi terhadap Pyongyang," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia saat berbicara kepada dewan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: