Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Badan Geologi Kementerian ESDM Ungkap Penyebab Banjir Rob Pesisir Utara Jawa Tengah

Badan Geologi Kementerian ESDM Ungkap Penyebab Banjir Rob Pesisir Utara Jawa Tengah Kredit Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banjir rob melanda sejumlah daerah di pesisir utara Jawa Tengah sejak pekan lalu. Badan Geologi melalui Badan Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan Kementerian ESDM menyebutkan bahwa salah satu penyebab parahnya banjir rob yang melanda pantai utara (pantura) khususnya di Semarang, Demak, Kota Pekalongan, Rembang, dan Brebes adalah penurunan tanah akibat pembangunan.

Hal itu dijelaskan oleh Sekretaris Badan Geologi yang juga Kepala Badan Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan, Ediar Usman, dalam Konferensi Pers Badan Geologi: Bencana Banjir Rob di Pantai Utara Jawa Tengah, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga: Prediksi Banjir Rob Melanda Jakarta hingga 7 Juni, Sirkuit Formula E Aman?

"Kondisi banjir rob yang terjadi di pantai utara Jawa terutama di Semarang, Demak, Kota Pekalongan, Rembang, dan Brebes telah merendam kawasan pantai bahkan sudah masuk ke kawasan permukiman. Kawasan permukiman yang padat penduduk. Jadi, bukan hanya banjir di kawasan pantainya, melainkan juga ini juga sudah menggenangi kawasan-kawasan atau permukiman yang padat dengan penduduknya," kata Ediar.

Ediar lantas menjelaskan penyebab kondisi tanah mengalami penurunan. Selain karena faktor alamiah material mengalami pemadatan, terdapat beban besar di atas tanah. Ia menyebut di kawasan tertentu di Pantura Jawa Tengah, penurunan tanah terjadi lebih cepat. Hal ini karena adanya pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sedimen yang belum terkonsolidasi.

"Apabila ada beban di atasnya, tentu saja ini akan mempercepat pemadatan dan penurunan tanah itu sendiri," jelasnya.

Ediar mengungkapkan, secara umum rob ini dipengaruhi oleh laut, yaitu gelombang pasang, kemudian juga kondisi klimatologi terutama cuaca, juga hujan dan angin. "Jadi kalau kondisi pada saat di mana gelombang tinggi dan juga pasang tinggi, terakumulasilah kondisi laut lebih tinggi dibandingkan dengan pantai," jelasnya.

Sementara, Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rita Susilawati mengatakan, banjir rob yang terjadi di Pantura Jawa Tengah dampak dari kombinasi iklim dan penurunan tanah. Penurunan tanah bisa terjadi secara bertahap dan tiba-tiba, tergantung penyebabnya.

"Ini merupakan ancaman besar terutama di kota-kota besar, permukiman padat. Karena di situ sudah tersedia infrastruktur, ada bangunan, dan sebagainya," ujarnya.

Rita menjelaskan, penurunan tanah terjadi karena dua faktor, yakni alamiah dan aktivitas manusia. Kemudian dilihat dari sisi alamiah, tanah menurun karena karakteristik batuan bersifat lunak memungkinkan terjadinya kompaksi alamiah. Lalu, adanya dinamika aktivitas geologi secara regional yang menyebabkan tanah menjadi labil.

Sementara, dari sisi faktor aktivitas manusia, tanah menurun karena adanya beban bangunan melebihi kapasitas daya dukung tanah. Selanjutnya, pengambilan air tanah berlebih melebihi kemampuan daya suplai lapisan air.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: