Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Glasstec2022 Antisipasi Tren Industri Dunia dengan Teknologi Terbarukan

Glasstec2022 Antisipasi Tren Industri Dunia dengan Teknologi Terbarukan Kredit Foto: Istimewa

Salah satu tema yang menarik adalah teknologi power-to-x (P2X), teknologi produksi bahan bakar sintetik dan produk kimia komoditas dengan memanfaatkan energi terbarukan. Teknologi ramah lingkungan ini membawa manfaat energi terbarukan lebih jauh, tak hanya sebagai sumber listrik, tapi juga ke dalam proses industri bahan bakar dan kimia.

“Di Indonesia pengembangan energi terbarukan masih berfokus pada dekarbonisasi industri kelistrikan. Padahal, melalui teknologi P2X, energi terbarukan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan sektor industri bahan bakar dan produk kimia, salah satu penyumbang emisi karbon terbesar. Kami harap Indonesia dapat memanfaatkan dengan baik pameran glasstec ini,” ujar Birgit Horn.

P2X adalah teknologi produksi bahan bakar sintetik dan produk kimia komoditas dengan memanfaatkan energi terbarukan. Komponen utama dari P2X adalah proses elektrolisis: proses konversi suatu bahan baku menjadi produk hijau menggunakan listrik dari energi terbarukan. produksi hidrogen melalui elektrolisis air merupakan salah satu proses inti dalam teknologi P2X. Sebab, hidrogen dapat dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan.

Melalui P2X, ‘hidrogen hijau’ juga menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan hidrogen yang sebagian besarnya (sekitar 96%) bersumber dari bahan bakar fosil. Dampaknya, P2X dapat meredam emisi dari produksi ‘hidrogen hitam’ sebesar 830 juta ton karbon dioksida per tahun.

Banyak negara terutama negara maju telah bergerak untuk menjadikan P2X tidak lagi teori tapi tahap produksi untuk diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya menimbulkan tantangan praktis yang baru yang akan dijawab dalam pameran glasstec. “Indonesia dapat belajar dari penggunaan teknologi P2X untuk menghasilkan hidrogen hijau yang telah diterapkan di Jerman dan Jepang,” tutup Birgit Horn.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: