Hexana melanjutkan, pada tahun-tahun awal, perseroan juga melakukan pembangunan sebagai Holding besar yang meliputi tata kelola, manajemen risiko, teknologi informasi, dan sumber daya manusia.
Baca Juga: Perkuat Impelementasi Risk Culture, IFG Gelar Executive Briefing Risk Management
"Juga membangun kompetensi SDM-nya karena kita memperbaiki kelemahan di masa lalu termasuk ada beberapa kompetensi dulu belum ada sekarang harus ada, contohnya kita akan menerapkan disiplin aset liability manajemen jadi nge-link antara aset dan liability," ungkapnya.
Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan karena IFG mempunya asuransi jiwa yang bersumber dari IFG Life, dengan begitu SDM yang ada harus belajar analical tools terlebih dahulu.
Baca Juga: IFG Gelar International Conference 2022, Dukung Pengembangan Sektor Asuransi dan Dana Pensiun
"Sekarang kami datang dengan background saya dari banking. Itu bukan monopoli miliknya banking, aset liability itu miliknya bersama jadi dikelola melalui neraca. Kalau dulu paradigmanya asuransi itu jualan tanpa mikir jadinya laba itu gimana, karena aset ini akan memastikan apakah perusahaan ini solvent atau mampu membayar atau tidak. Kan solvensi itu dari aset yang tersedia diperhitungkan dikurangi liabilities, itu solvensi," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: