Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yang Berperang Rusia dan Ukraina, yang Paling Terdampak Justru Afrika Gara-gara...

Yang Berperang Rusia dan Ukraina, yang Paling Terdampak Justru Afrika Gara-gara... Kredit Foto: Reuters/Valentyn Ogirenko
Warta Ekonomi, Washington -

Blokade Laut Hitam Rusia mencegah sebagian besar ekspor dari Ukraina dan memperburuk krisis pangan di negara berkembang, khususnya di Afrika.

Gyude Moore, seorang rekan di Pusat Pengembangan Global dan mantan menteri pemerintah untuk Liberia mengatakan negara-negara Afrika sekarang menghadapi "krisis keuangan, bahan bakar, dan pangan" karena kekeringan, pandemi, dan sekarang perang di Ukraina

Baca Juga: Ketika Amerika Bingung Kedubesnya Ditutup Sepihak Oleh Rusia

"Karena tampaknya menghambat pasokan biji-bijian global adalah bagian dari tanggapan Rusia terhadap sanksi, tidak jelas apakah Afrika memiliki pengaruh yang cukup untuk mempengaruhi Rusia dari jalan yang mereka tempuh," kata Moore, dikutip laman Axios.

Moore mengatakan peluang negara-negara Afrika menghadapi kelaparan massal yang menolak gandum murah sangat tipis, terutama dengan AS yang menawarkan sedikit bantuan.

Dia mencatat bahwa AS bergegas membantu Eropa menemukan alternatif untuk gas Rusia, tetapi tampaknya tidak berbuat banyak untuk menahan dampak di Afrika. Sementara itu, krisis kemanusiaan lainnya yang menimpa Afrika tergelincir ke dalam agenda global.

Biji-bijian yang dicuri menggarisbawahi ketegangan yang lebih besar dalam respons global terhadap invasi: para pemimpin Barat ingin negara-negara mengambil sikap moral melawan Rusia, tetapi mereka memiliki kepentingan mereka sendiri untuk dipertimbangkan.

Tahun lalu, Ukraina memasok 11% ekspor gandum dunia, 12% ekspor jagung, dan 43% ekspor minyak bunga matahari, menurut Departemen Pertanian AS, hampir seluruhnya melalui pelabuhan Laut Hitam yang sekarang diblokir.

Mengirim biji-bijian ke barat dengan kereta api membutuhkan konfigurasi ulang gerbong di perbatasan agar sesuai dengan ukuran yang lebih sempit. Sementara kapasitas truk terbatas, dan antrian panjang terjadi di pos pemeriksaan perbatasan dan pelabuhan terdekat.

Dengan demikian, jutaan ton biji-bijian disimpan di gudang, dan simpanan kemungkinan akan tumbuh jauh lebih besar setelah panen mendatang --semua pada saat Afrika Timur menghadapi kelaparan dan kekurangan pangan semakin parah di tempat lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: