Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliki Nilai Ekonomi Tinggi, Terbukti Daur Ulang Sampah Plastik di Bali Saja Nilainya Capai Rp100 M

Miliki Nilai Ekonomi Tinggi, Terbukti Daur Ulang Sampah Plastik di Bali Saja Nilainya Capai Rp100 M Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Jokowi memutulan untuk mengeluarkan Perpres yang berkaitan dengan kebijakan dan startegi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Hal tersebut menandakan keseriusan pemerintah dalam pengaturan pengelolaan sampah dan potensi ekonomi yang dimilikinya.

Founder Parahita Mulung, Yansyah mengatakan bahwa sampah menjadi momok bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, ketidakpedulian soal sampah secara langsung dan tidak langsung mensponsori kerusakan alam. Sebaliknya dengan pengelolaan yang tepat, sampah adalah material baru yang memiliki potensi energi dan ekonomi. 

Pasalnya, apabila sampah yang dihasilkan dari rumah tangga khusus di wilayah Bali saja jika dikelola dengan baik memiliki nilai ekonomi hingga sebesar Rp100 miliar. 

Baca Juga: Minat Investasi Pada Energi Terbarukan, Denmark Lirik Fasilitas Pengelolaan Sampah Milik SIG

“Karena yang sudah kita jalankan itu sampah plastik seperti polyethylene terephthalate (PET) itu asumsi harga Rp3.000 per kilo dan yang menjemput mendapat Rp1.500 per kilo. Sampah plastik di Bali itu totalnya 300 ribu ton di tahun 2019.  Ini yang kami driving sebagai dorongan stimulus kepada masyarakat. Ini akan diserap kembali oleh brand yang bisa saja mengambil kembali produknya sehingga terjadilah sirkular ekonomi,” ucap Yansyah, di Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Pihaknya pun tak ingin potensi ekonomi dari hasil pengelolaan sampah hanya dilaksanakan di Bali saja. Untuk itu Parahita Mulung berkolaborasi dengan TNI Angkatan Laut RI berinovasi menciptakan Ekosistem Penanganan Lingkungan yang menggerakkan desa-desa pesisir untuk bersama-sama menjalankan pengelolaan sampah berbasis sumber secara digital dan mewujudkan ekonomi sirkular. 

“Sebagai langkah awal, kami mewujudkan komitmen serius kami dengan menyelenggarakan Kick-Off meeting untuk kampanye lingkungan Solo Triathlon sejauh 1.293 km dari Bali menuju Jakarta selama 30 hari dalam Kampanye ke-2 yang bertajuk "The Rising Tide" yang akan memecahkan Rekor Dunia,” terangnya. 

Menurut Yansyah, kampanye ini diharapkan akan menjadi bagian gelombang perubahan untuk pemulihan lingkungan yang sejalan dengan komitmen Global dan Pemerintah Indonesia, dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals dan menyelesaikan masalah lingkungan, sekaligus berkontribusi dalam Penanggulangan Bencana Perubahan Iklim dan Cuaca Global dan Perbaikan lingkungan yang berkelanjutan melalui Ekosistem Penanganan Lingkungan.

Selain itu juga berkenaan dengan tema Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) karena resiliensi atau ketangguhan hanya dapat diwujudkan apabila upaya tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan secara inklusif. 

“Oleh karena itu, kami mengundang semua pihak, dimulai dari Pemerintah, Ilmuwan, Peneliti, Akademisi, Industri, LSM, Komunitas serta masyarakat agar mendukung serta berpartisipasi dalam kampanye lingkungan “The Rising Tide” di mana Kampanye ini merupakan deklarasi untuk memulai aksi nyata terhadap darurat iklim di bumi pertiwi,” tutupnya. 

Baca Juga: Indonesia Sampaikan Inisiatif Reduksi FOLU Net Sink dan Polusi Sampah Plastik Laut

Sementara itu, Kadispotmaral Laksma TNI, Suradi Agung Slamet, menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah membangun ekosistem penanganan lingkungan dalam upaya perlindungan laut khususnya dari pencemaran sampah. 

“Pencemaran sampah di laut adalah dampak dari kegiatan manusia yang dilakukan di daratan yang secara langsung ataupun tidak langsung berdampak terhadap ekosistem di lautan, karena lautan dan daratan merupakan satu kesatuan ekosistem yang tidak dapat dipisahkan,” tutur Laksma Suradi.

Ia juga menjelaskan bahwa dengan semangat yang sama dan bersamaan dengan Presidensi G20 di Indonesia, serta program Kampung Bahari Nusantara TNI AL yang digagas oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Puri Ageng Blahbatuh melalui program Mulung Parahita berkolaborasi dengan TNI AL menjalankan pengelolaan ruang laut dan pelestarian lingkungan laut melalui penanganan lingkungan dan ekosistem.

“Sedangkan tujuan lainnya dari aksi sinergi ini diantaranya, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengurangan volume timbunan sampah (reduce), optimalisasi pemanfaatan kembali sampah yang masih dapat digunakan (reuse), dan pemrosesan sampah plastik yang dapat diubah menjadi barang baru yang bernilai ekonomi (recycle),” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: