Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertama di Asia Tenggara, Ganja-ganja di Thailand Resmi Dilegalkan buat Warganya

Pertama di Asia Tenggara, Ganja-ganja di Thailand Resmi Dilegalkan buat Warganya Kredit Foto: Unsplash/2H Media
Warta Ekonomi, Singapura -

Thailand pada Kamis (9/6/2022) akan menjadi negara pertama di Asia yang secara efektif melegalkan ganja. Tujuannya yang diharapkan pemerintahnya akan meningkatkan industri kesehatan dan pariwisatanya dan menghasilkan sebanyak 10 miliar baht (400 juta dolar AS) per tahun.

Sebuah outlier di wilayah yang terkenal dengan sikap kerasnya terhadap obat-obatan, Thailand menghapus ganja dari daftar narkotika, memungkinkan petani untuk menanam tanaman di rumah dan menjualnya secara komersial.

Baca Juga: Menteri Kesehatan Berencana Bagikan 1 Juta Bibit Ganja Gratis

"Ganja akan legal seperti bawang putih, legal seperti basil, legal seperti cabai," kata Kitty Chopaka, seorang advokat legalisasi ganja yang menjalankan toko di Bangkok yang menjual permen karet yang mengandung terpene, dikutuip laman Sydney Morning Herald.

Penghapusan daftar tersebut didorong oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirakul, yang partainya Bhumjaithai atau “Kebanggaan Thailand” telah berkampanye dengan platform legalisasi ganja.

Dia mengumumkan bulan lalu bahwa pemerintah akan membagikan 1 juta tanaman untuk rumah tangga, yang dapat tumbuh sebanyak yang mereka suka dengan mendaftar ke otoritas provinsi mereka dan dapat menggunakan aplikasi yang disetujui untuk distribusi komersial.

Relaksasi pembatasan datang dengan peringatan. Ekstrak yang melebihi 0,2 persen dari tetrahydrocannabinol (THC), bahan kimia psikoaktif utama dalam ganja, masih akan dianggap ilegal dan akan ada hukuman berat sebesar 25.000 baht (1.000 dolar AS) atau tiga bulan penjara karena mabuk di depan umum.

Pejabat di Thailand, di mana keyakinan untuk kepemilikan ganja telah membawa hukuman penjara hingga 15 tahun, juga telah menyatakan itu harus dikonsumsi di rumah untuk alasan kesehatan dan medis dan bukan untuk penggunaan rekreasi dan undang-undang baru tentang kontrol ganja sedang diperdebatkan di parlemen.

Namun, Chopaka percaya bahwa dalam praktiknya akan sulit untuk menghentikan orang menggunakannya sesuka mereka.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: