"Hal ini merupakan langkah besar untuk kita menuju pada kemandirian obat dan vaksin, untuk memenuhi Inpres No 6 Tahun 2016, jadi kami tentunya mengucapkan terima kasih kepada industri yang sudah mengikuti standar Badan POM karena kami ingin apa yang dkembangkan di Indonesia," ungkap Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir kepada wartawan secara saat video conference, Kamis (9/6/2022).
"Kami berharap Uji Klinis Fase 3 ini dapat berjalan lancar sesuai rencana dan memberikan hasil optimal," sambungnya.
Baca Juga: Kepala BPOM: Vaksin BUMN adalah yang Pertama di Indonesia, Karya Anak Bangsa
Honesti menambahkan, ke depannya apabila uji klinis fase 3 ini lancar, Bio Farma akan mengajukan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) kepada Badan POM paling lambat pada akhir Juli 2022, dan akan didaftarkan untuk Emergency Use Listing/EUL ke Badan Kesehatan Dunia, untuk keperluan Ekspor Vaksin Covid-19.
Adapun, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong Bio Farma lebih kompetitif untuk melakukan transformasi menjadi industri kesehatan yang modern melalui kolaborasi untuk mengurangi ketergantungan untuk Bahan Baku Obat.
Baca Juga: Kick Off Uji Klinik Vaksin Covid-19, Erick Thohir: Kita Tidak Bisa Terus Bergantung pada Negara Lain
"Kita juga sedang mendorong, bagaimana herbal bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan Bahan Baku Obat. Kita ingin bahwa bangsa Indonesia bisa berdaulat untuk kesehatan. Covid-19 ini membuktikan bagaimana ketergantungan kita yang sangat memberatkan. Oleh karenanya kita harus berkolaborasi agar kita bisa berdaulat dalam kesehatan kita sebagai bangsa," jelasnya.
"Kemudian kita dorong juga untuk penggunaan vaksin booster, dan selanjutnya akan kami dorong juga untuk implementasi teknologi lainnya seperti mRNA dan viral vector dan juga upgrading fasilitas produksi di Bio Farma," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: