Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kontribusi Sawit dalam Menyelesaikan Masalah Global Warming, Kok Bisa?

Kontribusi Sawit dalam Menyelesaikan Masalah Global Warming, Kok Bisa? Kredit Foto: Siaran Pers/PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri sawit menyimpan potensi besar untuk berkontribusi menjadi solusi atas salah satu permasalahan lingkungan yakni pemanasan iklim global. Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Jum’at (10/6), cara kerja industri sawit untuk menjalankan perannya sebagai solusi pemanasan global melalui dua cara yakni menyerap kembali emisi CO2 dan menurunkan emisi CO2.

Dalam menyerap kembali emisi CO2, perkebunan sawit berperan sebagai paru-paru ekosistem. Fungsi paru- paru yang melekat pada tanaman sawit terkait dengan penyerapan neto karbondioksida dari atmosfer bumi atau neto penyerapan fotosintesis dan respirasi serta memasok oksigen ke atmosfer bumi.

Baca Juga: Kementan Bentuk Gugus Tugas Monitoring Harga TBS Sawit, Berikut 5 Fungsinya

Penelitian Henson (1999) dalam laporan PASPI menyebutkan bahwa secara netto, satu hektar kebun sawit mampu menyerap 64,5 ton karbondioksida dan memproduksi 18,7 ton oksigen setiap tahunnya. Sementara itu, satu hektar hutan secara netto hanya mampu menyerap sekitar 42,4 ton karbondioksida dan menghasilkan oksigen sekitar 7,1 ton. 

“Artinya perkebunan kelapa sawit lebih unggul daripada hutan dalam fungsi penyerapan karbon dioksida dari atmosfer bumi dan produksi oksigen,” catat laman Palm Oil Indonesia. 

Penyerapan netto CO2 pada perkebunan sawit lebih besar dibandingkan hutan tropis. Hal ini disebabkan pada hutan tropis umumnya sudah pada kondisi steady state, dimana laju fotosintesis dengan laju respirasi sudah seimbang. Sebaliknya pada perkebunan sawit, laju fotosintesis masih jauh lebih besar dibandingkan laju respirasi.

Baca Juga: Harga Cabai Makin Meresahkan, DPR Minta Kementan Perbaiki Permasalahan Produksi

“Dengan kemampuan carbon sink tersebut, luas perkebunan kelapa sawit Indonesia yang mencapai 16,3 juta hektar mampu menjadi mesin penyerap CO2 dari atmosfer bumi sebesar 1035,3 juta ton CO2 setiap tahun. Hal ini berarti perkebunan sawit mengurangi konsentrasi CO2 atmosfer bumi yang diperkirakan telah berlebihan,” catat laporan PASPI. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: