Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Politikus Partai Berkuasa Berulah, Demo Bela Nabi Menjamur, tapi yang Kena Sialnya Ya Rakyat!

Politikus Partai Berkuasa Berulah, Demo Bela Nabi Menjamur, tapi yang Kena Sialnya Ya Rakyat! Kredit Foto: Reuters/Rupak De Chowdhuri

Sementara kedua remaja dipastikan tewas, sorang petugas polisi di Ranchi memberi keterangan bahwa polisi terpaksa melepaskan tembakan. Ini demi membubarkan pengunjuk rasa, kata sumber polisi tersebut.

"Polisi terpaksa melepaskan tembakan untuk membubarkan pengunjuk rasa ... mengakibatkan kematian dua orang," kata polisi tersebut, berbicara kepada kantor berita AFP.

Baca Juga: Mencekam, Kepala Politikus India yang Hina Nabi akan Ditemukan di Suatu Tempat Terpisah dari Tubuh

Seorang saksi mata menerangkan kepada Al Jazeera bahwa situasinya memburuk setelah umat Hindu mengorganisir protes balasan.

Beberapa panggilan untuk komentar belum kunjung direspons oleh kepolisian Ranchi.

BJP sendiri telah menangguhkan juru bicaranya Nupur Sharma setelah membuat komentar kontroversialnya. Sementara rekannya, Naveen Jindal dengan tweet berbau anti-Islam ditendang dari partai. Langkah itu terjadi usai reaksi diplomatik  keras datang  bertubi-tubi dari sejumlah negara Muslim.

BJP, yang merupakan partai nasionalis Hindu, telah menegaskan bahwa pernyataan ofensif para pejabatnya tidak mencerminkan posisi pemerintah dan komentar tersebut dibuat oleh 'elemen pinggiran'.

Tugas polisi adalah melindungi, bukan menembak

Jenazah Mudasir dan Sahil diserahkan kepada keluarga saat pemerintah memberlakukan pembatasan untuk tindakan keamanan, seperti jam malam, termasuk penangguhan layanan internet seluler di kota.

"Mudasir masih kecil, baru berusia 14 tahun menunggu hasil ujian matrikulasinya. Dia mengambil bagian dalam protes dan sekarang dia tidak ada lagi di antara kita. Dia adalah anak tunggal dari orang tuanya. Kami sangat terkejut," kata Ayyubi berbicara dengan suara pecah. “

Keluarga kini menuntut pemerintah untuk memenjarakan 'para pembunuh Mudasir' dan menjatuhi hukuman berat.

Ayyubi menyalahkan pemerintah atas kekerasan tersebut dengan mengatakan polisi menangani situasi dengan 'buruk'.

"Ada ribuan cara untuk mengendalikan protes sipil seperti meriam air, peluru karet, tembakan udara tetapi mereka menembak langsung ke kepala dan tubuh," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: