Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menparekraf: Kelestarian dan Keberlanjutan Jadi Aspek Penting Pengembangan Borobudur

Menparekraf: Kelestarian dan Keberlanjutan Jadi Aspek Penting Pengembangan Borobudur Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah telah bersepakat untuk mengkaji kembali rencana penerapan kenaikan harga tiket masuk ke area stupa Candi Borobudur yang merupakan situs bersejarah bangsa Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kenaikan tarif naik ke Candi Borobudur ditunda dan akan dikaji bersama dengan pihak terkait, yakni Taman Wisata Candi Borobudur, Balai Konservasi Borobudur, para ahli, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga pelaku UMKM.

Baca Juga: Hindari Polemik, Pemerintah Tunda Kenaikkan Tarif Candi Borobudur

"Hal ini dilakukan agar keputusan yang diambil nantinya berpihak kepada upaya konservasi, penjagaan kelangsungan, dan juga kelestarian dari Candi Borobudur, serta berpihak kepada rakyat khususnya pada ekonominya yang baru mulai menggeliat di sekitar kawasan Borobudur," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, yang digelar secara hybrid, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (13/6/2022).

Menurutnya, saat ini kondisi permukaan Candi Borobudur dilaporkan makin turun. Hal ini disebabkan Candi Borobudur menahan beban ratusan ribu pengunjung yang naik ke area stupa dalam setiap harinya. Diketahui, jumlah caring capacity atau daya dukung dari Candi Borobudur hanya 1.200 orang.

"Untuk Borobudur yakinlah pemerintah akan berpihak kepada rakyat, juga akan memastikan kelestarian dan juga konservasi dan masa depan dari Candi Borobudur itu sendiri. Saya yakin anak cucu kita menginginkan hal yang sama dan untuk itu kita perlu bergandengan tangan," ujar Menparekraf.

Menparekraf Sandiaga menjelaskan, Kemenparekraf akan terus menyiapkan berbagai langkah dengan pihak terkait seperti dunia usaha untuk menghadirkan travel pattern atau pola kegiatan, termasuk juga mengundang investasi di bidang augmented dan virtual reality yang bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak naik ke atas area stupa Candi Borobudur untuk bisa duduk di pelataran dan merasakan sensasi membaca relief-relief dari Candi Borobudur.

Dalam rangka mewujudkan program ekowisata atau green tourism di Indonesia, serta menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan di dalam kawasan Candi Borobudur, Kemenparekraf telah meresmikan layanan kendaraan listrik ramah lingkungan dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

"Selain itu, program pengembangan desa wisata juga terus kita kembangkan sehingga Borobudur ini akan tertopang oleh desa-desa wisata yang jumlahnya 24 desa wisata dan ada 20 balkondes yang harus kita lakukan pelatihan dan pendampingan agar para wisatawan juga merasakan sensasi tinggal di desa wisata yang sekarang lagi booming," kata Menparekraf.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: